5 Gong Perdamaian Dunia di Indonesia, Ciamis yang Terbesar

5 Gong Perdamaian Dunia di Indonesia, Ciamis yang Terbesar

Ciamis, KPonline – Salah satu gong perdamaian dunia memang ada di Situs Budaya Ciung Wanara, Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Bukan tanpa alasan gong perdamaian ditempatkan di Situs Ciung Wanara, Karangkamulyan. Di Indonesia sendiri gong dengan diameter 3,33 meter dan dihiasi sekitar 200 bendera di dunia ini ditempatkan di beberapa kota/kabupaten.

Gong Perdamaian Dunia yang ada di Ciamis merupakan salah satu yang terbesar. Namun, di Jawa Barat, hanya Kabupaten Ciamis yang memiliki Gong Perdamaian Dunia sejak 9 September 2019.

Gong Perdamaian Dunia yang ada di Kabupaten Ciamis ini 1 dari 5 yang ada di Indonesia. 4 gong lainnya berada di Bali, Ambon, Palu dan Blitar. Ukuran Gong Perdamaian Dunia di Ciamis pun merupakan yang terbesar yakni memiliki diameter 3,3 meter. Sedangkan gong yang lainnya hanya sekitar 2,8 meter.

Penelusuran koran perdjoeangan (15/6) penempatan Gong Perdamaian Dunia di Ciamis adalah ide dari Irjen Pol Anton Charlian yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Kapolwil Priangan.

Selanjutnya diperoleh keterangan dipilihnya Situs Ciung Wanara Karangkamulyan sebagai tempat Gong Perdamaian Dunia karena alasan Ciamis yang dikenal sebagai Tatar Galuh dianggap sebagai cikal bakal perdamaian di dunia. Hal ini tak lepas dari sejarah Kerajaan Galuh dan Situs Ciung Wanara merupakan petilasan Kerajaan Galuh (600 M – 1300 M).

Kerajaan Galuh dikenal sebagai kerajaan yang selalu menjaga perdamaian dengan cara mempertahankan kearifan lokal. Bahkan, nilai-nilai perdamaian tersebut kini terjaga di kalangan masyarakat Tatar Galuh.

Semenjak keberadaan Gong Perdamaian Dunia di Ciamis tersebut, perayaan hari perdamaian pun rutin digelar tanggal 9 September setiap tahun pada. Perayaan dimulai dengan kirab kebangsaan menuju lokasi gong. Lalu puncaknya gong dibunyikan oleh beberapa tokoh dan budayawan yang hadir. Hanya pada perayaan saja gong ini dibunyikan.

Biasanya perayaan dilanjutkan dengan deklarasi damai dan pembacaan Sawala Galuh 737 antara Manarah (Galuh) dengan R Sanjaya (Kalingga).

Damai ini berasal dari tatar Sunda, tepatnya di Galuh. Gong perdamaian dunia di sini karena ini tanah Sunda. Dari sini bisa menjiwai generasi penerus untuk tetap menjaga perdamaian. Karena dengan damai ini bisa jadi kuat. (Yanto)