Sidoarjo KPOnline,(28/10/2015)
Gelombang aksi unjuk rasa buruh yang menolak terbitnya PP no 78 tahun 2015 semakin meluas,jika dalam dua hari ini di Jabodetabek terjadi aksi konvoi penolakan maka hari ini Rabu 28 Oktober 2015 di Sidoarjo juga terjadi hal yang sama.FSPMI bersama aliansi PERSATUAN PEKERJA BURUH SIDOARJO (PPBS) melakukan aksi konvoi lintas kawasan industri di Sidoarjo yang diberangkatkan dari depan PT ISPAT INDO sekaligus untuk mendukung perjuangan PUK Ispatindo dalam memperjuangkan anggotanya.
Di sepanjang jalan yang dilalui mulai kawasan industri Taman-Kawasan Industri Tambak Sawah-Kawasan Industri Wedi tak henti hentinya para orator diatas mobil komando menyuarakan Penolakan terhadap PP yang baru saja diterbitkan oleh pemerintah tersebut.Suhadi Sablah dalam orasinya menyuarakan bahwa dampak adanya PP ini juga akan mempersulit gerak serikat buruh di dalam perusahaan dimana ketika ada kegiatan serikat pada jam kerja maka perusahaan tidak diwajibkan membayar upahnya ..hal lain adalah menghilangkan cita cita buruh untuk bisa mendapatkan upah layak.
Berbagai serikat ikut bergabung dalam aksi ini diantaranya SPSI AGN,SPN,SBI,SPSI LEM ,yang menarik adalah mereka membaur satu dengan yang lain,bahkan antara Bigade SPSI dan Garda Metal terlihat saling bonceng .semakin menunjukkan adanya persatuan yang kuat diantara mereka.
Jumlah massa pun terlihat begitu banyak,lebih dari 800 massa aksi ikut turun kejalan,hal ini menunjukkan bahwa PP no 78 tahun 2015 sangat tidak diterima oleh kaum pekerja di Indonesia.dan Mogok Nasional yang sudah sampaikan melalui perwakilan buruh di Pusat berpeluang besar untuk bisa terjadi.
Ketika melintasi kawasan Bandara Juanda ,terlihat sekali ketatnya pengamanan dari TNI agar tidak memasuki jalan utama menuju bandara internasional ini,propaganda akan ditutupnya fasilitas umum ketika terjadi Mogok Nasional ternyata cukup membuat pengamanan bandara menjadi lebih ketat.
Melalui aksi ini para buruh berharap agar Pemerintah mau mendengar keluhan mereka ,para buruh berharap agar suara rakyat lebih di perhatikan dibanding suara kaum pemodal.
(anam)