Apa Yang Membuat Obon Tabroni Takut?

Apa Yang Membuat Obon Tabroni Takut?

Bekasi, KPonline – Di akun media sosial miliknya, Obon Tabroni menulis status yang berjudul, saya takut. Status ini mendapatkan like ratusan dan puluhan komentar dari netizen. Apa yang membuat calon Bupati Bekasi ini takut? Beberapa diantaranya mengaku meneteskan air mata membaca status yang menggetarkan ini.

Berikut lengkapnya:

Bacaan Lainnya

Sobat,
Sudah lebih setahun kita bergerak. Ngaprak ke kampung, perumahan, pabrik, pasar dan banyak tempat lain. Datang menyapa warga meminta keikhlasan untuk memberi Copy KTP sebagai dukungan buat calon Independen. Tahun lalu semangat relawan mengalahkan kencanganya angin barat bulan Desember, juga mengabaikan Desember yang basah.

Sobat,
Saat itu sungguh saya takut. Bukan takut akan berhadapan dengan calon lain yang mungkin punya harta, jabatan, atau popularitas jauh lebih dari saya. Saya takut karena waktu masih panjang untuk sampai ke finish. Tapi kawan-kawan sudah berlari sprint. Saya takut mereka kelelahan menjelang finish. Saya pun takut waktu membuat mereka demoralisasi. Lebih takut lagi apabila mereka berubah orientasi yang awalnya bergerak untuk orang banyak, menjadi hanya untuk dirinya keluarganya, atau kelompoknya. Kadang waktu bisa merubah seseorang. Ketakutan saya ternyata tak berdasar

Saat saat ini saya melihat mereka masih berlari kencang melebihi batas sebagai seorang relawan.

Mereka juga tegar meski banyak saya dengar godaan untuk beralih pada yang lain. Atau ancaman untuk segera meninggalkan komitmen perjuangan. Mereka masih tetap kukuh. Mereka seakan prajurit yang menyongsong maut membela keyakinan.

Mereka bergerak
Sesuai yang mereka mampu.

Berpuluh yang punya kemampuan didepan komputer takjim mendesain atau mewartakan segala berita di medsos.
Beratus yang paham prosedur kesehatan tak henti membantu pasien tak mampu.
Beribu yang lain keliling ke pelosok kembali menyapa warga.

Saya yakin bukan karena saya. Sehebat apapun saya tak akan mungkin memengaruhi ribuan orang untuk terus bergerak. Adakah ilmu sosial yang bisa menjelaskan ini?

Sobat,
Waktu tersisa hitungan hari. Yuk kita kembali rapatkan barisan. Isi shaf yang kosong. Kembali teguhkan hati. Luruskan pandangan dan terus bergerak. (*)

Pos terkait