Jakarta, KPonline – Geram akibat kasus kartu peserta BPJS Kesehatan tidak bisa digunakan dan akhirnya memakan korban lagi, puluhan anggota PUK SPAI FSPMI PT. FNG DKI mengruduk kantor BPJS Kesehatan pusat seusai takziyah dan memakamkan Imam Purwanto, Selasa (11/12/2018).
Imam Purwanto merupakan pekerja dari PT FNG yang berada di kawasan industri mengalami sakit serius dengan harus cuci darah setiap bulannya Imam juga peserta aktif BPJS kesehatan akan tetapi saat mempergunakan kartu BPJS nya tidak bisa karena tersangkut masalah premi yang tertunggak tidak di setorkan oleh pihak perusahaan ke pihak BPJS walaupun pihak perusahaan memotong tiap bulan.
Akhirnya karena butuh agar bisa untuk berobat Imam beralih ke persertannya ke mandiri yang kelas 2.
Malang, Imam tidak bisa membayar setiap bulannya. Dikarenakan sudah tidak digaji oleh perusahaan walaupun tercatat sebagai pekerja dan dirumahkan oleh pihak perusahaan. Akibatnya, mau berobat juga tidak bisa dipergunakan akibat tidak mampu bayar BPJS tiap bulannya.
Jangankan untuk membayar BPJS di tiap bulan, mau buat makan keluarga aja tidak cukup. Karena walau si imam menerima gaji hanya sebesar 30% dari gajinya.
Sudah jatuh tertimpa tangga begitu kata pepatahnya. Imam yang sakit akibat tidak bisa berobat dan akhirnya meninggal dunia hari kemarin.
Sedih galau campur aduk, Ketua PUK PUK SPAI FSPMI PT FNG geram dan marah karena kehilangan anggotanya. Apalagi saat ini mereka sedang memperjuangkan haknya akibat pihak perusahaan PT FNG sudah tak memberikan gaji.
Saat ini, para buruh sedang berjuang di tenda perjuangan di depan perusahan di kawasan industri Pulo gadung.
Haerudin sebagai ketua mengintruksikan anggota agar beramai ramai mendatangi kantor BPJS Kesehatan pusat untuk kembali meminta solusi, mengapa kartu BPJS tidak bisa digunakan. Hal ini, karena, yang berhubungan dengan aktif tidaknya kartu peserta BPJS adalah kantor BPJS Kesehatan.
“Salahkah kita menanyakan dan mengruduk kantor BPJS kawan saya mati akibat BPJS tidak bisa di gunakan untuk berobat?” Ucapnya dengan raut geram.
Saat tiba di kantor BPKS Kesehatan, sempat terjadi dorong dorongan dengan pihak keamanan dan akhirnya masuk di pelataran halaman. Sampai di pintu depan utama, aparat kepolisian mencegah agar masa anggota PUK SPAI FSPMI PT FNG tidak masuk ke dalam gedung.
Perwakilan pekerja masuk ke dalam bertemu dengan kepala Humas BPJS Kesehatan. Dalam pertemuan, lagi-lagi BPJS bicara regulasi dan tidak bisa memberi solusi karena takut di salahkan nantinya kalau belum ada MoU yang signifikan.
Akhirnya dengan kecewa para perwakilan PUK SPAI FSPMI PT. FNG keluar dan mengancam akan datang lagi dan membawa mayat jika ada anggotanya yang sampai meninggal lagi akibat tidak bisa berobat. (Omp).