Purwakarta, KPonline-Kesejahteraan hidup merupakan tujuan yang diidamkan oleh setiap individu. “Pemahaman tentang kesejahteraan seringkali hanya pada satu aspek saja, padahal definisi kesejahteraan hidup sejati itu sebenarnya memiliki makna yang jauh lebih luas dan mendalam, mencakup keseimbangan.
Mengungkap arti kesejahteraan sesungguhnya, Fuad BM sebagai Ketua Konsulat Cabang (KC) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Purwakarta mengatakan bahwa sejahtera itu ketika kebutuhan primer, sekunder, dan tersier terpenuhi.
Sejahtera adalah kondisi di mana seseorang atau kelompok dapat hidup dengan nyaman, aman, dan bahagia. Sejahtera tidak hanya diukur dari kekayaan materi, tetapi juga dari terpenuhinya berbagai aspek kebutuhan hidup. ‘Ketika ketiganya terpenuhi dengan seimbang, maka terciptalah kehidupan yang sejahtera,” pungkasnya.
Ia menegaskan, kebutuhan primer merupakan fondasi kehidupan. Kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan hidup. Kebutuhan ini meliputi sandang (pakaian), pangan (makanan dan minuman), dan papan (tempat tinggal).
“Tanpa terpenuhinya kebutuhan ini, manusia akan kesulitan menjalani kehidupan yang layak. Misalnya, memiliki tempat tinggal yang aman, makanan bergizi, dan pakaian yang layak,” katanya.
Selanjutnya, kebutuhan sekunder sebagai penunjang kenyamanan. Setelah kebutuhan primer terpenuhi, manusia membutuhkan fasilitas tambahan untuk meningkatkan kenyamanan hidup. Kebutuhan sekunder mencakup barang atau layanan yang dapat menunjang aktivitas sehari-hari, seperti alat transportasi, peralatan elektronik, pendidikan, dan layanan kesehatan.
“Terpenuhinya kebutuhan ini memungkinkan seseorang menjalani hidup dengan lebih nyaman dan produktif. Misalnya, memiliki kendaraan pribadi mempermudah mobilitas, dan akses pendidikan yang baik membuka peluang untuk masa depan yang lebih cerah,” sambungnya.
Kemudian, menurutnya, kebutuhan tersier adalah simbol prestise dan kepuasan. “Kebutuhan tersier berkaitan dengan barang atau layanan yang bersifat mewah dan sering menjadi simbol status sosial,” lanjutnya.
Contohnya adalah liburan, atau koleksi barang berkelas. “Terpenuhinya kebutuhan ini menunjukkan bahwa seseorang sudah melampaui kebutuhan dasar dan penunjang, serta memiliki kemampuan finansial untuk menikmati hal-hal yang bersifat prestisius. Walaupun bukan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan tersier dapat memberikan kepuasan emosional dan kebanggaan,” jelasnya.
Seimbang dalam Memenuhi Kebutuhan
Kesejahteraan sejati tercapai ketika seseorang mampu memenuhi ketiga jenis kebutuhan tersebut secara seimbang. Artinya, tidak hanya fokus pada kebutuhan tersier tanpa memastikan kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi. Begitu pula sebaliknya, memenuhi kebutuhan dasar saja tanpa meningkatkan kualitas hidup melalui kebutuhan sekunder dan tersier bisa menghambat perkembangan diri.
Selain itu, kesejahteraan juga melibatkan aspek non-materi seperti kesehatan mental, hubungan sosial yang baik, dan rasa aman. Dengan terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, seseorang dapat hidup lebih harmonis, produktif, dan bahagia.
Sejahtera bukan hanya tentang harta, melainkan tentang keseimbangan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Ketika kebutuhan primer, sekunder, dan tersier dapat dipenuhi dengan baik, maka seseorang akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang utuh.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengelola sumber daya dengan bijak agar dapat mencapai kehidupan yang sejahtera dalam segala aspek serta terus berupaya menjaga keseimbangan tersebut agar dapat menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian.