Audiensi Jamkeswatch Bogor Dengan RSUD Kota Bogor

Audiensi Jamkeswatch Bogor Dengan RSUD Kota Bogor

Bogor, KPonline – Relawan Jamkeswatch Bogor Raya menggelar audiensi dengan pihak RSUD Kota Bogor pada Rabu (14/6/2023). Hadir dalam audiensi kali ini dari pihak RSUD Kota Bogor, dr. Sari Chandrawati selaku Wakil Direktur Pelayanan Medis, dr. Taufik Bidang Hukum dan Penjaminan, dr. Yuyung Bidang Medik Rawat Jalan, dr. Adhari Bidang Medik Rawat Inap, Eriati dan dr. Oki Bidang JKN. Dalam kesempatan audiensi kali ini, dr. Ilham selaku Direktur RSUD Kota Bogor tidak dapat hadir, dikarenakan ada agenda mendadak dengan Walikota Kota Bogor terkait penanganan Stunting.

Dalam sesi diskusi ini, ada banyak saran serta masukan dari pihak Jamkeswatch Bogor Raya. Aden Arta Jaya Ketua DPD Jamkeswatch Bogor Raya menyampaikan beberapa point yang perlu dievaluasi oleh pihak managemen RSUD Kota Bogor. “Diantaranya yaitu, masalah antrian poli bagi pasien yang ingin medapatkan tindakan, hal tersebut terkendala konfirmasi pada pasien yang bersangkutan, yang pada akhirnya pasien kebingungan harus mengadu kemana,” ungkap Aden. Lebih lanjut, Aden memaparkan soal SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu) yang seringkali “Slow Response” pada saat proses rujukan antar fasilitas kesehatan. “Dan pada saat Relawan Jamkeswatch menghubungi pihak terkait, selalu tidak ada respon, ini merupakan hal mendasar mengingat SPGDT itu penting untuk menerima laporan rujukan pasien,” lanjut Aden.

Sulitnya komunikasi antara PIC rumah sakit dan Relawan Jamkeswatch, juga menjadi perhatian yang cukup serius. “Bagaimana mengurai suatu masalah, jika dalam hal komunikasi saja pihak rumah sakit “slow response,” ujarnya. Pada kesempatan berikutnya, dr. Sari Chandrawati Wakil Direktur Pelayanan Medis menanggapi dan memberikan point-point penting terkait pembenahan pelayanan di RSUD Kota Bogor dan berkomitmen akan terus melakukan perbaikan-perbaikan.

Salah satu cara yaitu tetap melayani pasien yang menunggak iuran BPJS Kesehatan, dengan cara pihak rumah sakit membantu membayar tunggakan tersebut dan membayar denda pelayanan dari Bantuan Zakat Karyawan yang dikumpulkan secara kolektif. dr Sari Chandrawati mengatakan lebih lanjut, “Untuk saat ini RSUD Kota Bogor kekurangan tenaga ahli seperti dokter spesialis bedah digestip, alat-alat penunjang dokter spesialis BKTV yang harganya cukup mahal. Padahal alat-alat penunjang tersebut sangat dibutuhkan. Semoga saja RSUD Kota Bogor segera bisa melengkapi segala kekurangan fasilitas layanan.

dr Yuyung Bidang Medik Rawat Jalan menambahkan dan menjelaskan terkait Antrian Online. “Untuk saat ini RSUD Kota Bogor belum terkoneksi dengan sistem website, sehingga antrian poli belum bisa terurai sehingga muncul kendala, yaitu penumpukan antrian. Dan kedepannya akan kami benahi,” jelas dr. Yuyung. Terkait dengan komunikasi, RSUD Kota Bogor terbuka untuk siapapun agar memudahkan jika ada permasalahn bisa diselesaikan karena RSUD Kota Bogor tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan permasalahan baik itu layanan dan jaminan. Saran dan masukan sangat kami butuhkan,” ujarnya.

Indra Saputra Bidang Advokasi DPD Jamkeswatch Bogor, yang juga merupakan Relawan Jamkeswatch menyampaikan, “Jika ada temuan dari pihak RSUD Kota Bogor terkait kendala jaminan, data administrasi kependudukan dan kesulitan mencari rujukan silahkan sampaikan ke Jamkeswatch, Insya Allah kami akan berupaya membantu termasuk jika ada kasus pasien yang beralamat di luar daerah Bogor.

Di akhir sesi, dr. Sari Chandrawati menyampaikan RSUD Kota Bogor sudah ada MOU dengan Yayasan Kita Bisa. Hal ini bisa membantu bagi pasien kurang mampu yang tidak punya Jaminan BPJS Kesehatan “RSUD Kota Bogor sedang berbenah menambah bangunan, kapasitas dan peningkatan kualitas layanan. Semoga bantuan dari pihak pemerintah segera dapat direaliasikan, agar tidak menjadi kendala di kemudian hari. Karena kalau RSUD Kota Bogor fasilitasnya lengkap dan gedung rawat inapnya menunjang, masyarakat yang akan menikmati fasilitas tersebut. Dan untuk saat ini, RSUD Kota Bogor tersedia 485 Bed dengan jumlah karyawan 1300 orang dan 100 diantaranya adalah ASN.

Jamkeswatch Bogor Raya pun mengapresiasi dan terharu mengenai bantuan zakat dari karyawan RSUD Kota Bogor yang diperuntukan untuk membantu pasien kurang mampu. “Pasien asal dari Kabupaten Bogor yang menggunakan Jamkesda tidak ditarik iuran biaya, kebijakan parkir gratis dan masih banyak lagi terobosan yang dilakukan oleh RSUD Kota Bogor, yang mungkin tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Semoga RSUD Kota Bogor semakin maju dan tambah berkembang, dan menjadi harapan masyarakat dalam hal kesehatan,” pungkas Aden. (Rinto DW/ Heru Purnairawan)