Bahkan Upah Minimum di Zaman Majapahit Mencapai 15 Juta

Bahkan Upah Minimum di Zaman Majapahit Mencapai 15 Juta
Ketua Umum Gerinda Suhardi, sedang memberikan sambutan dalam acara silaturahmi dan buka puasa bersama yang diselenggarakan KSPI, Rabu (16/07/2014). | Foto: Kascey

Jakarta,KPonline Sore itu, Rabu (16/07/2014) sedikitnya 6 ribu orang buruh menghadiri acara silaturahim dan buka puasa bersama. Ruangan di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta Selatan, tidak mampu menampung seluruh peserta. Sebagian terpaksa mengikuti jalannya acara di lantai bawah, melalui layar yang disediakan.

Sebuah spanduk bertuliskan, “Prabowo – Hatta Bersama Buruh dan Rakyat — Solidaritas Buruh Untuk Palestina,” terpasang didepan.  Menjelaskan tema dan tujuan acara itu yang sesungguhnya.

Bacaan Lainnya

Selain dihadiri oleh tokoh buruh dari KSPI, SBSI 1992, SP LEM dan SPRTMM-KSPSI, beberapa tokoh nasional juga hadir dalam kegiatan itu. Sebut saja Ketua Umum Gerinda Suhardi, Ketua Fraksi Keadilan Sejahtera DPR RI Hidayat Nurwahid, Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina  (KNRP) Suripto, dan Eggy Sudjana.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Gerinda Suhardi menyatakan, Prabowo – Hatta akan mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia seperti pada zaman Majapahit. Ia mencontohkan Hongkong. Yang dalam sebulan upah buruh disana mencapai 8 juta.

“Tapi itu belum apa-apanya. Jika dibandingkan dengan upah minimum yang pernah didapatkan pada zaman Majapahit. Saat itu upah minimum nilainya setara dengan 500 ribu per hari. Sehingga dalam satu bulan mencapai 15 juta,” kata Suhardi.

Oleh karena itu, menurut Suhardi, kejayaan Majapahit harus dikembalikan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk mengembalikan kejayaan Majapahit, ada beberapa hal yang harus ditiru. Pertama, Majapahit melarang bangsanya memotong hewan, kalau tidak berternak. Bangsa ini menjadi miskin, karena selalu mengandalkan orang lain. Sebagai perbandingan, di Australia, setiap 1 orang memiliki 3 ekor sapi. Di New Zealand setiap 1 orang memiliki 4 sampai dan 20 ekor kambing. Tetapi kalau di Indonesia, setiap 24 orang memiliki 1 ekor sapi.

“Apakah bangsa Indonesia tidak mampu memelihara sapi?” Tanya Suhardi. Beberapa saat kemudian ia menjawabnya sendiri, “Sangat mampu.” Oleh karena itu, kalau bangsa ini dipimpin oleh Prabowo Subianto, maka pihaknya akan mengembangkan ‘revolusi putih’. Dengan itu bangsa ini akan memberikan pendapatan yang tinggi untuk rakyatnya.

Hal kedua yang dilakukan Majapahit, menurut Suhardi, Majapahit tidak akan menebang pohon kalau tidak menanam. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Pengusaha (hitam) sekarang. Mereka hanya bisa menghabiskan hutan. Tebang seluruhnya, tanpa menanam. Akibatnya hutan kita semakin terkikis dan bisa jadi akan habis.

“Salah satu program Prabowo – Hatta adalah rehabilitasi hutan,” kata Suhardi. Ia sudah menghitung, jika pohon ditanam dengan benar, maka hasilnya bisa mencapai 50 juta .

“Saya sudah mengitung. Itulah yang kita siapkan untuk kejayaan bangsa,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Suhardi juga menyampaikan rasa bangganya kepada buruh yang telah berjuang tanpa henti. Hasil dari perjuangan itu, saat ini pemimpin bangsa bersedia mendengarkan apa yang menjadi isu perjuangan buruh. Tidak hanya didengarkan. Bahkan menjadi program kerja yang siap untuk diimplementasikan. Tentu saja, tujuannya tidak lain adalah agar rakyat bisa hidup sejahtera. (Kascey)

 

Pos terkait