Bandung Barat, KPonline – Jawa Barat memiliki sejarah panjang sebagai basis perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan terhadap rakyat, mulai dari peristiwa Bandung Lautan Api pada jaman penjajahan Belanda dan peristiwa penolakan terhadap perubahan peraturan ketenagakerjaan yang sempat melumpuhkan beberapa kawasan Industri, blokir tol Cikampek hingga jalan-jalan utama di Bandung. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden FSPMI Said Iqbal dalam acara konsolidasi akbar aliansi buruh Jawa Barat bersama elemen masyarakat lainya.
“Anda tinggal di Jawa Barat, ketika melihat ketidakadilan, kedzoliman dan kesengsaraan yang dibuat secara terstruktur terus anda diam dan tidak berbuat, tinggalkan wajah mu, palingkan dan buang ke danau ” ujar Said Iqbal yang disambut tepuk tangan dan teriakan histeris peserta.
Menurutnya ketika pemerintah tidak mendengar dan mengabaikan tuntutan kaum buruh dan rakyat untuk tidak mengesahkan RUU Omnibuslaw, maka Mogok Nasional adalah jalan yang harus ditempuh.
Lebih lanjut, Said Iqbal sampaikan beberapa hal terkait sejarah aksi – aksi besar di berbagai negara yang mampu merubah kebijakan pemerintah. Hal itu mungkin saja bisa terjadi di Negara kita, apabila DPR RI pada saat rapat paripurnanya tetap membahas RUU Omnibus Law Cipta Kerja, tidak menutupi kemungkinan sejarah pergerakan buruh tempo dulu akan terulang kembali.
Said Iqbal pun berpesan, agar SP/SB di Bandung dan Jawa Barat dapat terus membangun komunikasi yang baik dalam menyatukan kekuatan, untuk menolak dan melawan Omnibus Law.
“Wahai para buruh beserta elemen – elemen masyarakat lainya, terus bergerak dan jadilah anda seperti matahari yang selalu berputar menyinari alam semesta serta memberikan penghidupan bagi semua isi alam semesta,kemudian tetaplah bergerak seperti ombak di lautan yang terus bergerak hingga ketepian pantai dan senantiasa memberikan penghidupan bagi hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya.(Asep Rosid/Drey)