Bekasi, KPonline – Masih teringat, bagaimana awal-awal ketika kami mengumpulkan KTP agar Obon Tabroni bisa maju sebagai bakal calon perorangan Bupati Bekasi. Ketika itu, tidak banyak yang percaya Obon dan relawannya mampu mengumpulkan dukungan KTP sebanyak kurang lebih 134 ribu, sebagai syarat minimal dukungan untuk maju dari jalur independen. Apalagi, pengumpulan KTP dilakukan tanpa menggunakan uang. Bahkan relawan yang terjun ke lapangan pun tidak juga mendapatkan bayaran.
Bagi kalangan pragmatis, politik tanpa memberikan sejumlah uang ibarat mimpi disiang bolong. Hingga ada istilah serangan fajar. Sebuah penamaan, yang oada intinya memberi sejumlah uang untuk memilih calon tertentu. Sebab jika tidak begitu, katanya, mustahil bisa mendapat kemenangan.
Tetapi dengan keyakinan dan kerja keras, Obon Tabroni berhasil mengumpulkan syarat minimal dukungan KTP. Bahkan terlampaui. Ini diluar prediksi banyak pihak. Sekaligus membuktikan, bahwa masyarakat Bekasi tidak sepragmatis yang dibayangkan banyak orang. Ada cita-cita, juga kerinduan, untuk melihat Bekasi menjadi lebih baik lagi. Cita-cita untuk menjadi lebih baik itulah, yang menyebabkan masyarakat bersedia memberikan dukungan terhadap Obon dan Bambang.
Untuk mendapatkan dukungan, para relawan berjalan kaki. Mengetuk satu rumah ke rumah yang lain. Menjelaskan maksud kedatangan, dan dengan segala keredahan hati meminta kesediaannya untuk memberikan dukungan.
Memang, ketika relawan datang, ada yang meminta sejumlah yang. Langsung ataupun tidak langsung. Terhadap yang demikian, kami hanya meminta di do’akan agar berhasil mewujudkan Bekasi menjadi baik dan benar. Pencalonan Obon – Bambang didasari pada cita-cita, bukan transaksi.
Dengan model seperti itu, pernah ada yang berkata, “Nggak bakalan Obon bisa ngumpulin KTP sebanyak itu.”
Tetapi pernyataan ini disanggah oleh yang lain. Dia, yang menyanggah, bukan relawan. Bukan tim dari Obon Tabroni.
“Ente kayak Tuhan saja. Bisa menentukan Kang Obon lolos atau tidak. Kalau Allah sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin,” katanya.
Begitulah. Bukti jika masih banyak masyarakat Bekasi yang masih memiliki nurani dan kepedulian untuk menjadikan orang baik sebagai pemimpinnya. Obon Tabroni sendiri, dalam beberapa kali kesempatan berjanji tidak akan menghianati kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Dia akan berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan bahwa Bekasi bisa baik dan benar.
Obon memang sosok pekerja keras. Dia bukan tipe pemimpin yang berada di belakang meja. Hampir setiap hari, Obon berkeliling Bekasi. Hingga kepelosok. Semata-mata untuk mendengarkan secara langsung apa yang dikeluhkan warga.
Jika ditanya, apakah tidak capek? Obon akan menjawab, capek.
Lelah, itu pasti.
Tetapi semua kelelahan itu terbayar lunas begitu bertemu dengan masyarakat, yang memiliki harapan besar terhadap tanah kelahirannya. Tempat dimana mereka tinggal, dan mencari penghidupan.
Saat ini, Obon – Bambang tengah menanti proses verifikasi faktual untuk bisa ditetapkan sebagai calon pasangan perseorangan Bupati dan Wakil Bupati Bekasi. Jika ini berhasil, ini akan menjadi sejarah baru. Tidak hanya di Bekasi, karena dengan kapasitasnya, Obon diyakini bisa menginspirasi Indonesia. (*)