Cimahi, KPonline – Adanya dugaan pemerintah untuk memuluskan untuk disahkannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja, gelombang protes dan reaksi penolakan pun hadir dengan digelarnya aksi disejumlah daerah oleh para pekerja atau buruh, Mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat lainnya.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jendral Ahmad Yani (BEM UNJANI) Kota Cimahi, pada selasa malam (9/3), menggelar acara Diskusi Omnibus Law Cipta Kerja di Kantor Sekretariat BEM KM Unjani, Gedung Artha Graha, Kota Cimahi.
Hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain: Apdal (Mantan Mahasiswa S2 UNPAR Bandung), Ketua BEM Unjani (Asep Buri), Ketua GMNI (Angga Pangestu), para Ketua dan perwakilan Mahasiswa serta perwakilan anggota SP/SB Kota Cimahi.
Apdal yang hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut menjelaskan beberapa hal, diantaranya: Mahasiswa adalah milik Rakyat, jadi selama 24 jam Mahasiswa harus mampu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, seperti saat ini dengan adanya RUU Omnibus Law Cipta Kerja, masyarakat terutama kaum pekerja/buruh sangat membutuhkan bantuan perjuangan dari para Mahasiswa.
Selain itu, para mahasiswa adalah generasi penerus para pekerja/buruh yang saat ini masih bekerja. Ketika ekploitasi terjadi melalui RUU Omnibus Law, maka kawan-kawan Mahasiswa tidak lagi melihat pro kontra adanya demontrasi, akan tetapi tidak hanya diskusi dan membantu mensosialisasikan, namun bisa bersama-sama turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka bersama para pekerja/buruh.
“Ketika nanti temen-temen Mahasiswa mencari kerja ke perusahaan-perusahaan akan merasakan dampaknya,” ujar Apdal.
Maka syukur alhamdulillah pada malam ini kita bisa diskusi tentang RUU Omnibus Law, pungkasnya menambahkan.
Apdal juga menanyakan, apakah pada hari kamis Mahasiswa yang ada dalam ruangan saat ini, pada hari Kamis nanti ikut berjuang turun aksi?
Jawabannya nanti kita tunggu pada hari-hari selanjutnya, karena terus terang perjuangan ini akan memakan waktu yang sangat panjang. jadi tolong jaga kondisi fisik dan mental teman-teman. Pungkasnya kembali
Acarapun semakin menarik dengan sesi tanya jawab dan sedikit cerita dari para perwakilan SP/SB yang hadir pada malam itu. Seperti yang disampaikan oleh Yayan Mulyana dari FSPMI, Bahwa saat ini orang kebanyakan mengedepankan teori daripada praktek.
Itu terbukti dengan adanya kebijakan-kebijakan baru, yang menurut mereka bakal merubah ke arah yang lebih baik. Tetapi nyatanya malah menyengsarakan masyarakat, apalagi dengan adanya Omnibus Law. Masyarakat akan lebih terjepit lagi, karena RUU tersebut jelas-jelas akan berubah ke arah yang tidak baik. Terang Yayan. (Drey/Aban)