Berkecamuknya Hati Saat Masuk Organisasi Serikat Pekerja

Berkecamuknya Hati Saat Masuk Organisasi Serikat Pekerja

Waktu itu istri saya sedang hamil 8 bulan. Anak pertama saya yang sebulan lagi dilahirkan. Cicilan motor masih setahun, sementara baru tahun pertama cicilan rumah dan jabatan saya di perusahaan sebagai assistaen supervisor.

Dalam keadaan tersebut saya diajak membentuk Serikat Pekerja. Rasa takut, resah dan gelisah bercampur aduk karena memang tidak tahu organisasi Serikat Pekerja itu apa.

Bacaan Lainnya

Pendidikan dari orang tua saya hanya sebatas sekolah yang pintar biar nanti gampang dapat kerjaan dan tidak pernah mau tahu tentang undang undang ketenaga kerjaan.

“Boro boro ngomongin tentang menuntut yang di atas normatif, yang menjadi hak dasar secara undang undang (normatif) saja tidak tahu,” kataku dalam hati.

Yang saya lakukan setiap hari hanya monoton. Kerja, lembur, rumah itu saja yang saya lakukan selama 7 tahun bekerja.

Sehingga menjadi orang egois dan bodoh karena lembur, tidak pernah bersosial. Yang ada dipikiran saya hanyalah uang yang banyak hingga melupakan keberkahan.

Sisi egoisnya adalah tidak pernah bersosial sehingga lupa bahwa saya diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial.

Kembali lagi tentang langkah yang harus saya ambil dan dengan keputusan bulat setelah sebelumnya bercerita ke istri yang kondisi hamil 8 bulan.

Dengan isak tangis istri, saya memutuskan untuk harus melangkah seiring dengan kawan kawan berjuang membentuk Serikat Pekerja di perusahaan PT. Enkei Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 2009, Serikat Pekerja PUK SPAMK FSPMI PT. Enkei Indonesia dilantik oleh Pimpinan Cabang di Kantor PC FSPMI Kab/Kota Bekasi. Saat itu saya masih sebagai anggota biasa.

Benar dugaan saya, waktu itu perusahaan membuat serikat tandingan dengan mengadakan pemilihan ketua SPTP (Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan) sebulan berselang setelah Serikat Pekerja yang kami bersama bentuk dilantik.

Dari bulan Agustus 2009 sampai bulan Maret 2010 anggota FSPMI mendapatkan intimidasi dari manager sampai staf Japan. Saat bulan bulan itulah organisasi sering mengadakan konsolidasi untuk menguatkan mental dan menanamkan ideologi perlawanan kepada seluruh anggota.

Hari demi hari, saya jalani dengan penuh intimidasi karena memang jabatan paling tinggi di plant yang ikut serikat adalah saya.

Dengan intimidasi tersebut semakin menguatkan saya untuk melawan dan terus belajar untuk agar bisa memahami keadaan.

Pertama yang saya baca undang undang adalah UU 13 tahun 2003 dan UU 21 tahun 2000 tentang jaminan untuk berorganisasi.

Tanggal 15 Maret 2010, PUK SPAMK FSPMI PT. Enkei Indonesia diakui oleh perusahaan dengan didahului mogok kerja selama 9 jam. Lengkap sudah suasana senang dan haru atas keberhasilan tersebut.

Ancaman ancaman PHK hilang sekejap karena memang kita berorganisasi dilindungi undang undang.

Momentum tanggal 15 Maret terabadikan menjadi tanggal spesial buat keluarga saya, karena pada tanggal tersebut adalah hari ulang tahun istri tercinta. Tanggal dimana saya melamar istri, dan aksi mogok FSPMI di PT. Enkei Indonesia.

Selama 2 periode saya jalani menjadi koordinator lapangan (korlap) Plant.

Tahun 2010 awal Serikat Pekerja punya hak berunding menentukan dan merumuskan formula upah dan saya pun masuk menjadi salah satunya tim perunding.

2 periode itupun saya banyak mengikuti pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar hingga lanjutan karena saya ingin menjadi generasi penerus organisasi sesuai apa yang dicita-citakan organisasi FSPMI lewat pendidikan yang diadakan guna mencari dan menjadikan kader kader berkualitas untuk meneruskan estafet agar organisasi ini tetap berjalan.

Periode ke 3 menjadi pangkorlap, banyak hal hal baru dan harus banyak belajar karena setingkat lebih tinggi, cobaan dan hembusan angin semakin kencang dari sebelumnya.

Harus bisa memposisikan diri, lebih sabar untuk mengoganisir anggota. Tetapi lebih bisa mengetahui bagiamana peran masing masing bidang menjalankan program kerjanya.

Periode ke 4 saya menjadi Wakil Sekretaris Bidang 3 di Pimpinan Unik Kerja hasil MUSNIK 4 yang diadakan di Bogor.

Saya kaget bukan kepalang karena memang Bidang 3 (Advokasi, PKB, Upah, Bonus) yang terbungkus dengan nama Hubungan Industrial.

Sepengetahuan saya, bidang ini sangat dihindari oleh pengurus manapun. Di bidang ini pusing dengan segala perselisihan antara karyawan dengan perusahaan.

Bidang inilah sebagai penentu keberhasilan kepengurusan PUK di mata anggota karena berpengaruh kepada kepuasan anggota.

Di mata anggota tolok ukurnya adalah angka, tidak melihat program kerja yang pada saat Musnik dibuat para perwakilan anggota plant dalam rangkaian Musnik berlangsung.

Periode ke 5 Hasil Musnik tanggal 12 Maret 2022 saya dipercaya di bidang 1 (Organisasi dan Pendidikan). Ini adalah bidang yang menarik tetapi waktu terkuras untuk kegiatan organisasi yang begitu padat.

Satu hal untuk bidang ini, jalani dan jalankan dengan senang dan bantu bidang yang lain agar terus berjalan sebagai mana organisasi punya program.

Organisasi ini tidak melulu dengan urusan sekelumit buruh saja, akan tetapi organisisi ini agar berguna untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Saya berpesan, bersosialah, agar hidupmu bermakna dan berguna. Jalankan kodratmu sebagai manusia karena memang Tuhan menciptakanmu sebagai makhluk sosial.

(Ket : Karya ini adalah hasil pelatihan menulis jurnalistik yang diadakan KC FSPMI Bekasi, 28 Maret 2022)

Pos terkait