Jakarta, KPonline – Buntut dari dugaan union busting di PT Panasonic Gobel Energy Indonesia (PT PECGI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) akan menggelar aksi di Kantor Pusat Panasonic Gobel dan Kedutaan Besar Jepang. Aksi tersebut akan diselenggarakan pada hari Rabu, 12 September 2018.
Dalam aksinya, para buruh menuntut agar PT. PECGI mempekerjakan kembali Ketua PUK SPEE FSPMI PT PECGI, Jufrizal dan meminta agar pihak pengusaha tidak melakukan intimidasi dan kriminalisasi terhadap pengurus serikat pekerja.
Saat berbicara di Konferensi Pers KSPI yang diselenggarakan di LBH Jakarta, Senin (10/9/2018), Ketua Umum Pimpinan Pusat SPEE FSPMI Judy Winarno mengatakan bahwa permasalahan ini berawal ketika Jufrizal dan kawan-kawan membentuk serikat pekerja FSPMI di PT PECGI. Namun di perusahaan tersebut sudah ada Serikat Pekerja Panasonic Gobel (SPPG).
“Jufrizal memilih bergabung dengan FSPMI, karena merasa SPPG sudah tidak amanah lagi dalam memperjuangkan hak-hak buruh,” kata Judy.
Sejak FSPMI kembali terbentuk di perusahaan tersebut, terjadilah perselisihan. Ada kemungkinan, SPPG khawatir jika FSPMI dibiarkan membesar, maka seluruh pekerja di perusahaan tersebut akan bergabung dengan FSPMI.
“Kami menduga, karena kedekatan dengan pimpinan perusahaan, mereka menekan FSPMI. Tujuannya adalah untuk membubarkan FSPMI dari perusahaan tersebut,” lanjutnya.
Padahal, menurut Judy, peselisihan antar serikat pekerja bisa diselesaikan melalui PHI. Tetapi karena mereka tidak ingin ada FSPMI di perusahaan tersebut, dibuatlah cara agar FSPMI bubar.
“Tapi ternyata FSPMI tidak bubar dan makin melawan,” tegas laki-laki yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Kemanusiaan Pekerja Indonesia (LKPI) ini.
Judy menduga, di perusahaan tersebut banyak pelanggaran. Untuk menutupi pelanggaran tersebut, mereka tidak ingin FSPMI berdiri di sana. Karena khawatir pelanggaran-pelanggaran perusahaan akan dibongkar oleh serikat.
Dia juga mengaku heran dengan sikap Panasonic. Sebab, selama ini, Panasconic di seluruh dunia dikenal sebagai perusahaan yang ramah terhadap serikat pekerja.
“Jangan-jangan di dalam ada oknum yang bermain,” tudingnya, tanpa menyebut nama.
Oleh karena itu, atas nama FSPMI dan buruh Indonesia, Judy meminta agar permasalahan ini menjadi perhatian pihak terkait. Kementerian Ketenagakerjaan, DPR RI sebagai sebagai pengawas dari regulasi, serta pihak Istana harus turun tangan untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.
“Sebab jika sekelas Panasonic saja dibiarkan, bagaimana dengan nasib perusahaan-perusahaan lain?”
Baja juga artikel tentang Panasonic Gobel dan berita lain seputar Union Busting di koranperdjoeangan.com.