Jakarta, KPonline – Satu tersakiti semua merasakan, itulah FSPMI. Hampir dua pekan aksi solidaritas terus berlanjut menuntut agar Slamet Bambang Waluyo dan Wiwin selaku ketua dan sekretaris PUK Yamaha Music Manufacturing Asia status PHK-nya dicabut.
Saat ini Kamis (13/3/2025), selain aksi solidaritas di depan PT. YMMA, Kawasan MM2100, Bekasi, buruh FSPMI juga mendatangi Kedubes Jepang di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Saat membuka aksi, Rifqi Mubarok selaku Koordinator mengatakan kalau ketua dan sekretaris PUK YMMA dipaksakan PHK secara sepihak oleh pengusaha.
“Hari ini kita datangi Keubes Jepang, karena kawan kita dipaksakan PHK oleh pengusaha arogan. Kita ingin menyampaikan kepada pihak kedutaan bapak Tanata, atasan yang menangani ketenagakerjaan yang ada di Kedubes ini,” kata Barok.
Selain itu, ia juga meminta agar ada intervensi dari Kedubes Jepang terhadap persoalan yang terjadi.
“Kita ingin adanya intervensi dari Kedubes Jepang agar persoalan di Yamaha bisa segera diselesaikan,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Pimpinan Pusat SPEE FSPMI, Abdul Bais, mengucapkan terima kasih kepada buruh yang sudah hadir memberikan dukungan solidaritas di Kedubes Jepang.
“Terima kasih kawan-kawan perwakilan buruh Jabodetabek telah datang ke Kedubes Jepang hari ini. Seperti yang kita ketahui bersama, biasanya yang namanya perusahaan Jepang paling patuh menjalankan regulasi. Mereka selalu berkomunikasi kepada serikat pekerja, tapi pada kenyataannya perusahaan Yamaha di Kabupaten Bekasi, mem-PHK ketua dan sekretaris yang juga perangkat ketua Pimpinan Cabang SPEE FSPMI Bekasi,” ujar Abdul Bais.
Sampai berita ini ditulis aksi solidaritas di depan Kedubes Jepang masih berlanjut. (Rojali)