Jakarta,KPOnline – Demonstrasi puluhan ribu buruh di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/10) berakhir ricuh,aksi pembubaran yang di lakukan pihak kepolisian mengakibatkan puluhan aktivis buruh menderita luka-luka dan sebagian di tahan.
Polisi juga melakukan perusakan terhadap mobil komando yang di gunakan buruh untuk menyuarakan aspirasinya.Hal inilah yang memicu kemarahan sebagian besar buruh. Pantauan tim media di perbincangan sosial media, buruh mengecam aksi kekerasan terhadap pada aktivis buruh yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Mereka juga menuntut agar menteri tenaga kerja Hanif Dhakiri segera di copot dari jabatannya,mendesak kapolri untuk menindak tegas anak buahnya yang melakukan kekerasan dan pengrusakan. Buruh juga mempertanyakan posisi kepolisian yang seharusnya melindungi rakyat, tetapi malah memperlakukan buruh seperti binatang.
Sementara perwakilan buruh yang menemui menteri tenaga kerja Hanif Dhakiri di dampingi menteri sekretaris negara Pratikno, dan deputi Presiden Eko Yulianto di Sekretariat Negara pada Jumat sore tak merubah situasi. Pemerintah berikukuh mempertahankan Peraturan Pemerintah (PP) No 78 Tahun 2015 Tentang Upah Minimal, tuntutan buruh agar PP Nomor 78 tahun 2015 dicabut, tidak dipenuhi.
“Kami yakin, mereka telah diberi mandat oleh Presiden untuk menjawab tuntutan kami. Mensesneg menjawab tidak akan mencabut. Bahkan memberikan penjelasan yang tidak substansial,” kata Sekretaris Jenderal KSPI Muhammad Rusdi dalam konferensi pers setelah pertemuan itu. Rusdi mengakui bahwa pertemuan itu tidak memuaskan pihak buruh.
Dia juga menuding Menteri Hanif tidak mengerti persoalan buruh karena mengatakan kepada mereka bahwa PP Nomor 78 adalah bagus untuk buruh. “Ini Menaker enggak ngerti, dia tidak mengerti masalah, tidak paham kondisi psikologis buruh,” tutur Rusdi kepada media. *S.Ete