Buruh Dukung Siapa Dalam Pilkada DKI Jakarta?

Jakarta, KPonline – Satu hal yang pasti, sikap Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) adalah menolak Ahok. Ini terlihat sejak lama. Organisasi serikat pekerja yang dipimpin Said Iqbal ini bahkan menyatakan secara tegas menghendaki agar Ahok tidak lagi terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Itulah sebabnya, mengharapkan KSPI mendukung Ahok ibarat pungguk merindukan bulan. Kecil sekali kemungkinan, untuk tidak mengatakan hal itu mustahil akan terjadi.

Bacaan Lainnya

Beberapa waktu lalu, Presiden KSPI Said Iqbal bahkan memberikan 3 (tiga) julukan sekaligus kepada Ahok, yakni sebagai Bapak Upah Murah, Bapak Tukang Gusur Rakyat Kecil, sekaligus Sebagai Bapak Penista Agama.

Apa dasarnya? Dasarnya adalah, upah minimum di DKI Jakarta lebih rendah dari upah minimum di Karawang dan Bekasi. Sebagai ibukota negara, logikanya, harusnya upah minimum di Jakarta lebih tinggi dari daerah-daerah yang lain. Keengganan Ahok memberikan upah layak itulah yang mendasari Iqbal menyematkan julukan pada petahana sebagai Bapak Upah Murah.

Hal lain adalah penggusuran terhadap rakyat kecil dengan dalihnya melakukan penataan, memperindah kota dan sebagai upaya untuk mencegah banjir.

Tetapi Said Iqbal berpendapat, itu hanyalah omong kosong. Faktanya, penggusuran menyengsarakan rakyat kecil, bahkan melanggar peraturan perundang-undangan. Di pengadilan, penggusuran itu dinyatakan melanggar hukum. Apalah arti kemenangan itu bagi rakyat, jika rumahnya sudah rata dengan tanah.

Tak hanya itu. Reklamasi juga dibenci oleh KSPI. Selain karena merusak lingkungan, kebijakan ini juga mematikan mata pencaharian nelayan. Isu ini bahkan diangkat dalam peringatan hari buruh, 1 Mei 2016 lalu: tolak tax amnesty – tolak penggusuran – tolak reklamasi.

Terkait penistaan agama, titik paling penting yang dikritisi KSPI adalah terkait penegakan hukum. Bahwa semua orang harus diperlakukan sama. Jika orang biasa, dengan isu yang sama bisa dihukum, maka hal yang sama juga harus diberlakukan pada siapapun. Sekalipun dia seorang Gubernur.

Penting untuk dicatat, semua isu di atas sudah sejak lama disuarakan oleh KSPI. Jauh sebelum hingar-bingar pilkada,

Pertanyaannya kemudian, jika bukan Ahok, lalu siapa? Apakah Anies – Sandiaga, atau Agus – Silvy? Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari KSPI, siapa yang sesungguhnya akan di dukung.

Namun demikian, sebelumnya, KSPI pernah menyatakan dukungan kepada Rizal Ramli. Rizal yang dikenal tegas dan merakyat dianggap sebagai orang yang tepat untuk memimpin Jakarta. Tetapi itu sebelum KPU menetapkan pasangan calon yang akan berlaga dalam Pilkada. Setelah dipastikan Rizal tak mendapatkan perahu, KSPI belum secara tegas memberikan dukungan.

Jika bukan Ahok, lalu siapa yang akan didukung KSPI? Pertanyaan ini menjadi penting. Agar dalam Pilkada di ibukota negara, yang disebut-sebut sebagai miniatur Pilpres itu tidak kering gagasan, khususnya terkait dengan isu perburuhan.

Problemnya, memang, diantara Anies dan Agus, siapa yang paling layak di dukung oleh kaum buruh? (*)

Pos terkait