Nusa Dua, KPonline – Delegasi buruh Indonesia memanfaatkan Sidang ILO Asia Pacific ke 16 di Bali untuk melakukan kampanye perjuangan buruh, yakni cabut PP 78/2015.
Hal tersebut di lakukan, ketika delegasi buruh Indonesia dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Didi Suprijadi, menyampaikan pandangannya/intervensinya dalam diskusi panel tentang “skills for the future”, yang menjadi bagian dari Asia Pacific Regional Meeting ILO, di Nusa Dua – BAli, tanggal 6-9 December 2016. Dalam kesempatan ini, Didi menyampaikan kendala dalam mewujudkan skill dan pendidikan yag berkualitas. Menurutnya, ada jutaan guru honorer yang hanya bergaji 500 ribu, bahkan ada yang lebih kecil dari itu.
“Mereka juga tidak memiliki jaminan sosial,” kata Didi. Selain permasalahan kesejahteraan, guru honorer juga belum mendapatkan kebebasan berserikat.
Di belakang Didi, “dua orang delegasi buruh asal Indonesia, Prihanani dan Riden Hatam Aziz, membentangkan Poster bertuliskan bertuliskan CABUT PP 78 dan “Withdraw Low Wage in Indonesia”
Namun sayangnya, kameramen yang menayangkan video ke layar besar di ruang sidang, langsung memindahkan sorot kameranya ke objek lain setelah tau ada gerakan protes buruh Indonesia.
Meskipun demikian, setidaknya buruh Indonesia berkomitment untuk terus memperjuangkan upah layak. Bahkan di dalam forum internasional. (*)