Juma’t malam di kota Batam terkenal dengan istilah ladies night. Ladies night adalah istilah populer dalam dunia klub dimana para wanita mendapatkan pelayanan lebih dari pihak klub, seperti masuk klub dan mendapat minuman gratis hingga acara spesial yang didedikasikan untuk mereka kaum hawa. Tapi tentu bukan wanita saja yang berkunjung ke klub pada Jumat malam, para lelaki hidung belang juga akan ikut meramaikan.
Saat ini ada tiga pasang muda mudi yang sedang berada dalam mobil, lagi berhenti di lampu merah. Salah satu pasangan terlibat perdebatan yang cukup menegangkan. Mereka berdebat dikarenakan komentar pasangannya terhadap seorang perempuan yang naik motor lagi berhenti dilampu merah. Pakaian perempuan itu serba minim, membuat Bagas pacarnya Leony tidak tahan untuk berkomentar.
“Itu cewek pasti sudah tidak perawan lagi” komentar Bagas
“Dari maana kamu tahu?” Leony Nampak tidak senang dengan Bagas
“Dari cara dia berpakaian sudah bisa ditebak”
“Maksud kamu karena paakaian nya serba pendek artinya dia sudah tidak perawan lagi?”
“Yup, kamu bener”
“Kalau begitu bagaimana dengan aku? Kamu tidak lihat pakaian yang kupakai?”
“Memangnya kamu masih perawan?” Bagas meledek
“Eh kamu jangan sembarangan ya, kelakuan ku memang begini, tapi kalau masalah perawan akan kujaga baik-baik untuk orang yang akan menjadi suami ku kelak”
“Alah, gak usah muna deh” Bagas senyum-senyum menggoda Leony.
“Aku bisa buktikan kalau aku masih perawan” Leony menantang
“Gimana caranya? Apakah kamu mau aku melakukanya?” Bagas terus saja menggoda sementara Leony semakin kesal.
“kamu boleh membuktikanya, tetapi ada syaratnya”
“Apa syaratnya?”
“Seperti yang aku bilang, keperawananaku sudah ku jaga selama dua puluh empat tahun dan hanya orang yang bergelar suami ku yang akan berhak, maka dari itu kamu harus menikahi aku terlebih dahulu”
“bagaimana kalau setelah menikah ternyata kamu tidak perawan?” tantang Bagas
“Kamu bisa meninggalkan aku jika aku tidak perawan” tegas Leony.
Celotehan yang tadinya tidak terlalu serius berubah menjadi serius. Dua pasang teman Bagas dan Leony hanya bingung melihat mereka berdua. Sebenarnya Bagas dan Leony belum lama kenal. Leony bekerja disebuaah salon kecantikan yang terkenal di kota Batam. Sebelumnya dia punya pacar sekolah pelayaran, tapi setelah dia bekerja dikapal, dia jarang pulang, kadang nunggu satu tahun baru dia pulang. Lalu dia ketemu dengan Bagas dikenalkan oleh temanya di klub malam. Bagas bekerja di dinas perhubungan seorang pegawai sipil tapi bertugas dilapangan.
Ini baru kali kedua Leony jalan dengan bagas, bisa dibilang belum ada rasa cinta dihatinya untuk Bagas, hanya sekedar mengisi kekosongan saja. Dia belum terlalu mengenal Bagas, tapi karena omongan Bagas yang merendahkan perempuan berbaju mini dia malah menantang Bagas untuk menikahinya. Tidak disangka, Bagas juga menyambut tantangan itu dengan serius dan menjadikan dua pasang temanya sebagai saksi.
“Minta nomor orang tua mu, aku akan meminta mereka untuk datang ke Batam dan melamar kamu. Semua biaya aku yang menanggung” ucaap Bagas tegas.
“Leony mencatatkaan nomor HP orang tuanya di handphone Bagas”
Sepanjang perjalanan ke klub mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing. Terutama Leony, dia terbayang pacarnya yang jauh entah di laut mana dan entah kapan akan kembali. Sementara dia malah menantang orang yang baru dikenalnya untuk menikah.
Bagas sendiri sangat penasaran dengan Leony, jaman sekarang perempuan keluar masuk klub tapi masih perawan? Kayaknya mustahil deh. Begitulah isi pikiran Bagas.
Malam itu Leony sudah tidak bersemangat lagi untuk berjoget-joget seperti biasanya, dia membakar rokoknya dan hanya duduk sambil minum minuman bersoda. Bagas juga duduk menemani tanpa bicara apapun. Percuma juga bicara tidak akan terdengar. Dia hanya memperhatikan Leony yang hanya memakai tang top bagiaan atas dan rok jeans pendek dengan sepatu boot tinggi. Dalam hati Bagas berkata sangat mustahil perempuan ini masih perawan, paling juga dia kalah dalam tantangan ini dan aku bisa meninggalkan dia setelah tidur bersamanya. Niat buruk pun terlintas dipikiran Bagas.
Sampai pesta klub malam usai, tidak ada terjadi apa-apa sama mereka, bahkan sebuah ciuman pun tidak. Selama mereka duduk hanya asap rokok yang bergantian mengepul. Akhirnya Bagas mengantar mereka semua ke tempat kos masing-masing.
Keesokan harinya Bagas benar-benar menghubungi orang tua Leony dan membicarakan perihal niatnya. Singkat cerita, orang tua Leony akhirnya sampai di Batam dan berkenalan secara langsung dengan bagas. Mereka langsung jatuh cinta dengan kepribadian Bagas yang pemberani dan juga sangat santun sama orang tua. Tanggal pernikahan pun ditetapkan, hanya selang waktu dua minggu untuk persiapan.
Pesta sederhana saja, hanya mengundang teman dekat mereka dan tetangga bersama penghulu. Nikah secara sah dan tercatat dicatatan sipil. Semua diurus oleh Bagas. Memang syarat dari Leony harus menikah secara sah, dia tidak mau meikah secara sirih. Bagas mengabulkan semua permintaan Leony sebagai persyaratan. Dengan mas kawin sepuluh gram emas Leony sah menjadi istrinya.
Bagas langsung memboyong leony kerumahnya. Bagas hanya tinggal sendiri, dia mengaku orang tua nya sudah tidak ada dan saudaranya pada merantau jauh.
“Kamu sudah siap kan?” Bagas berbisik ditelinga Leony sambil menggoda
“Apakah harus malam ini?” jawab Leony grogi
“Bilang saja kamu takut” Bagas terus menantang membuat Leony kesal.
Sebenarnya dia bukan takut, tapi belum ada perasaan yang muncul dihatinya untuk Bagas. Setidaknya dia butuh waktu. Tapi Bagas selalu bilang dia mencari alasan.
“Ayok, kita lakukan! Aku tidak takut karena aku belum pernah berhubungan dengan siapapun. Disaat melakukanya nanti aku harap kamu berhati-hati dan berlakulah lembut biar aku tidak trauma. Setelah keperawanan ku kamu renggut, tolong kamu perlakukan aku sebagaimana istri selayaknya, karena kamu sudah berjanji kepada orang tua ku.
“Kalau ternyata tidak perawan?” bagas terus menggoda
“kamu bisa pulangkan aku malam ini kepada orang tua ku”. Leony menjawab dengan mantap.
Saat bangun dipagi hari, kondisi kamar sudah berantakan. Bagas melihat ada percikan darah di sprey, darah perawan Leony. Dan malam itu sebenarnya rasa penasaran dia sudah terjawab tanpa harus ada darah sebagai bukti bisa dirasakan Leony memang masih perawan ting ting. Maka tidak adaa alasan bagi Bagas untuk meninggaalkaan Leony.
Dan mereka pun menjalani rumah tangga mereka layaknya seperti orang-orang. Seiring berjalanya waktu cinta sudah tumbuh diantara keduanya dan hadirlah buah hati diantara mereka. Buah dari cinta mereka berdua yang harus mereka rawat dan sayangi.
Bagas dan Leony hidup Bahagia dan selama enam tahun berumah taangga mereka dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Bagas juga membelikanya rumah baru beserta mobil, hidupnya berkecukupan. Seperti tidak ada kurang apapun dalam rumah tangganya. Bagas selalu pergi pagi hari dan pulang malam hari. Walaupun dia kerja bagian lapangan, dia tetap berangkat pagi-pagi baaru pulang tengah malam.
Sampailah pada suatu malam HP Bagas berbunyi. Ada pesan masuk. Leony merasa penasaran dan membuka isi pesan itu.
“Mas, aku merindukan mu dimalam hari, berlaku adil lah pada ku. Sakit ku sudah mulai sembuh, aku sudah bisa melayani mu seperti dulu”
Leony kaget membaca pesan itu, bak disambar petir dia tegang mematung menatap layar HP suaminya. Tangisnya pun pecah membangunkaan Bagas yang lagi tertidur. Dan disitulah akhir kebahagiaan rumah tangga Leony Bersama Bagas. Leony meminta Bagas menjelaskan semuanya.
Ternyata Bagas sudah punya istri disaat menikahi Leony. Entah bagaimana caranya dia yang berstatus suami orang bisa menikahiya secara sah. Tapi memang saat itu Bagas yang mengurus sendiri pernikahan mereka. Bisa jadi dia memberi uang pelicin dan menyogok mereka yang punya wewenang. Awalnya Bagas hanya main-main sama Leony, dia dengan yakin kalau Leony pasti sudah tidak perawan, dengan begitu pernikahan dia pasti akan berakhir. Itulah pemikiranya dulu.
Tetapi kenyataannya berbalik. Dan diapun jatuh cinta pada Leony hingga dia menjalankan rumah tangga itu dengan kebohongan. Selama enam tahun dia bersembunyi, datang kerumah istri pertama nya disiang hari dan pulang kerumah Leony saat sudah larut malam. Dulu Leony tidak pernah curiga, karena dia tau suaminya kerja di lapangan.
Istri Bagas sakit selama tiga tahun, dia mengalami kelumpuhan bagian tubuh sebelah kanan. Tetapi Bagas selalu mengantaarnya berobat dan terapi, hingga istrinya bisa sembuh. Istrinya tahu kalau Bagas menikah, tapi ketidak berdayaan dia waktu itu tidak ada alasan untuk melarangnya menikah lagi. Hanya Leony yang tidak tahu apa-apa hingga lahir anak ketiganya.
Masalah baru datang di kehidupanya, dia merasa tidak siap untuk berbagi suami, dia sangat syok dan bingung. Bingung bagaimana menjalani hidupnya kedepan. Bagas berulang kali mengucapkan kata maaf dan meyakinkan Leony kalau dia benar-benar mencintainya semenjak anak pertama mereka lahir. Selama ini Bagas memang tidak melalaikan Leony, menafkahi keluarganya dengan baik. Oleh karena itu Leony mencoba mengikhlaskan dan memaafkan Bagas. Dia mencoba menjalani hidup senormal mungkin walau sering kali pikiranya kacau.
Ketika Bagas pergi dia selalu membayangkan hal yang aneh-aneh, membayangkan Bagas bercita dengan istrinya hingga ia merasa jijik sendiri. Satu tahun Leony mencoba hidup dengan kondisi itu hingga pada akhirnya dia menyerah. Dia berniat untuk berpisah dari pada hatinya penuh prasangka dan dugaan-dugaan yang membuat mentalnya tidak sehat.
Leony melayangkan gugatan cerei dan pengadilan mengabulkan permintaanya. Bersama tiga anaknya Leony membiasakan diri dengan kehidupan barunya sebagai single mom dengan tiga oraang anak. Pasti akan berat hari-hari kedepanya, tapi Leony hanya ingin ketenangaan dalam hidup.
Dia mulai membuka salon kecantikan yang sederhana sebagai usahanya untuk menghasilkan uang untuk menyambung hidup. Bermodalkan skill yang dia punya dulu nya salon yang dibukanya bisa mencukupi kebutuhan dia dan anak-anak. Beruntung tidak ada cicilan, rumah yang ditempatinya dibeli cash oleh Bagas dan ditinggalkaan untuknya Bersama anaknya.
Meskipun keuanganya tidak sebagus waktu Bersama Bagas, hati dan pikiran Leony jauh lebih tenang dengan keadaanya yang sekarang. Tidak mengapa hidup sederhana yang penting bahagia. Saat ini dia hanya focus membesarkan ketiga anaknya sambil menjalankan usahanya.
Itulah hidup, tidak selalu berjalan manis dan mulus. Kepahitan kerap mengajari kita agar kita tidak lengah dan lalai Ketika hidup kita berjalan dengan Indah. Kadang ditengah perjalanan ada hal yang membuat kamu harus berhenti dan memilih. Dan dalam setiap pilihan pasti ada resiko yang harus ditanggung. Paling-paling kita hanya bisa memilih pilihan mana yang resikonya paling sedikit. Lalu mengatur strategi lagi untuk melanjutkan perjalanan hidup sampai Tuhan berkata :Kamu harus pulang”.
(Maryam Ete)