Jakarta, KPonline–Partai Buruh menggelar aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Malaysia dan kantor Kementerian Ketenagakerjaan serta Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) hari ini, (30/1). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lima buruh migran Indonesia yang ditembak oleh aparat keamanan Malaysia.
Presiden Partai Buruh dan sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal, menyatakan bahwa tindakan kekerasan terhadap buruh migran tidak bisa ditoleransi dan menuntut pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap tegas terhadap Malaysia.
“Aksi ini adalah bentuk solidaritas untuk para pekerja migran Indonesia yang menjadi korban. Kami menuntut keadilan dan pertanggungjawaban penuh dari pemerintah Malaysia,” ujar Said Iqbal.
Said Iqbal mengungkapkan bahwa dari lima korban, satu orang tewas, satu dalam kondisi kritis, dan tiga lainnya masih menjalani perawatan. Ia mendesak Pemerintah Malaysia untuk mengadili dan menghukum berat para pelaku yang terlibat dalam penembakan ini.
“Ini adalah pembunuhan! Para oknum aparat yang terlibat harus dihukum seberat-beratnya, diproses secara hukum, dan dipenjara,” tegasnya.
Said Iqbal mengimbau kepada Pemerintah Indonesia untuk membentuk dan mengirim tim pencari fakta ke Malaysia guna mengungkap kebenaran kasus ini.
“Ini soal kedaulatan bangsa! Pemerintah tidak boleh hanya mendengar laporan sepihak dari otoritas Malaysia. Harus ada tim investigasi yang turun langsung ke lapangan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa adapun para buruh migran tersebut tidak memiliki dokumen resmi, tindakan penembakan oleh aparat Malaysia tetap tidak bisa dibenarkan. “Seharusnya mereka ditangkap dan dideportasi, bukan ditembak,” tegasnya.
Kemudian, Said Iqbal juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) karena dianggap telah gagal untuk melindungi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
“Menteri dan Wakil Menteri P2MI tidak bekerja dengan baik. Kasus pembunuhan pekerja migran kita sudah sering terjadi, tapi tidak ada tindakan nyata. Copot mereka!” katanya dengan lantang.
Selain itu, Partai Buruh juga mengancam akan membawa kasus ini ke Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Mahkamah Internasional jika tidak ada tindakan serius dari pemerintah Indonesia dan Malaysia.
“Kami akan melaporkan pelanggaran ini ke ILO dan meminta sidang khusus. Jika perlu, kasus ini juga akan dibawa ke Mahkamah Internasional. Ini adalah pembunuhan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tegas Said Iqbal.
Menurut Said Iqbal, kejadian ini bukan semata-mata kesalahan para pekerja migran, melainkan akibat dari kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja yang layak di dalam negeri.
“Jika ada pekerjaan dengan upah layak di Indonesia, mereka tidak akan pergi ke luar negeri mencari nafkah dengan risiko tinggi seperti ini,” ujarnya.
Ia pun mendorong pemerintah Indonesia untuk segera membenahi regulasi terkait perlindungan pekerja migran, termasuk upah minimum, hubungan kerja, dan jaminan perlindungan di negara tujuan.
“Pemerintah harus melindungi rakyatnya! Jika aksi ini tidak didengar, kami akan terus melakukan protes lebih besar,” pungkasnya
“Kami mengecam keras tindakan represif yang dilakukan aparat Malaysia terhadap saudara-saudara kita. Buruh migran bukan kriminal, mereka bekerja demi keluarga dan berkontribusi bagi perekonomian. Pemerintah Indonesia harus segera bertindak tegas dan meminta pertanggungjawaban dari pihak Malaysia,” ujar Said Iqbal.
Aksi solidaritas ini menjadi bagian dari komitmen Partai Buruh dalam memperjuangkan hak-hak buruh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka menegaskan bahwa pekerja migran adalah pahlawan devisa yang harus dihormati dan dilindungi hak-haknya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kedubes Malaysia dan Kementerian terkait belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan Partai Buruh atas insiden penembakan.