Purwakarta,KPonline – Odah,Wanita kelahiran 55 Tahun silam, luput dari perhatian pemerintah dan kini harus berjuang sendirian melawan penyakit Kanker yang selama ini telah dideritanya.Odah merupakan warga Kampung Krajan RT004/RW002 Desa Taringgul Landeuh Kecamatan Kiara Pedes Kabupaten Purwakarta.
Dengan berbekal kartu BPJS Kesehatan mandiri kelas 3,ternyata Odah belum bisa mendapatkan pelayanan yang semestinya dan seharusnya.Dimana saat ini odah belum mendapatkan pelayanan medis berupa tindakan operasi.
“Sebelas rumah sakit telah saya datangi untuk mencoba mengobati nenek yang selalu ngedrop saat tinggal di rumah singgah RS Hasan Sadikin,kami terpaksa tinggal di rumah singgah karena tidak memiliki biaya untuk bolak-balik Purwakarta-Bandung disaat nenek sedang melakukan rawat jalan.”ucap Nur Azzizah (Cucu Odah).
Odah merupakan wujud nyata dari kurang seriusnya pemerintah dalam mewujudkan “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.Untuk berobat saja,Pemerintah beserta Dinas terkait tidak mampu memfasilitasinya dengan baik.Hati nurani dan jiwa sosial yang mungkin sudah tidak lagi ada dalam jiwa dan sanubari para penguasa di negeri ini,memaksa Odah untuk berjuang melawan penyakitnya seorang diri.
BPJS Kesehatan mandiri kelas tiga,iuran setiap bulan yang telah dilakukan ternyata tidak mampu memberikan pelayanan dengan baik kepada Odah,karena hingga saat ini Odah belum mendapatkan tindakan medis berupa operasi.Lalu bagaimana jadinya jika nenek Odah tidak mengikuti program kepesertaan JKN?
“Nenek sudah delapan kali melakukan kemotrapi,namun hingga saat ini belum mandapatkan tindakan yang berarti berupa operasi,mau berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin pun kami dari rumah harus menginap terlebih dahulu di Purwakarta,karena kami tidak punya cukup uang untuk biaya akomodasi,jadi terpaksa menggunakan kereta api yang berangkat dari stasiun Purwakarta pada pagi hari.” tambah Nur Azzizah.
Rasa sayang kepada sang nenek mencerminkan sikap yang terpuji,perjuangannya dalam upaya untuk kesembuhan Odah sungguh sangat luar biasa,terlebih Azzizah harus rela putus sekolah karena setiap waktunya dihabiskan mencari uang untuk membiayai akomodasi pengobatan neneknya.