Bogor, KPonline – Nazar adalah sebuah janji seseorang untuk melaksanakan sesuatu jika tujuan yang diinginkan tercapai. Nazar bersinonim dengan kaul. Dalam perbendaharaan dan kosa kata Islam, nazar adalah janji seseorang kepada Allah untuk melakukan sesuatu hal, jika apa yang ia harapkan terpenuhi atau terkabulkan.
Tapi nazar yang diucapkan oleh Dani Andriyanto adalah nazar yang tidak biasanya.
“Gua mah mendingan jalan kaki dari pabrik sampe rumah, daripada jadi Ketua PUK”. Sekelumit pernyataan laki-laki berbadan tegap dengan tinggi kurang lebih 170 cm ini, memang cukup kontroversial.
Pasalnya, diawal penjaringan bakal calon Ketua PUK pada Musyawarah Unit Kerja 3 PUK SPL-FSPMI PT. Niro Ceramic Nasional Indonesia, laki-laki yang akrab disapa dengan panggilan Bang Navi ini sudah menolak untuk dicalonkan. Meskipun sebagian besar dari anggota PUK SPL-FSPMI PT. NCNI mendukung penuh Dani Andriyanto sebagai Ketua PUK SPL-FSPMI PT. NCNI masa bakti 2018-2021.
Jauh sebelum agenda kegiatan organisasi Musnik 3 PUK SPL-FSPMI PT. NCNI selesai pada malam hari 15 September 2018, Dani sudah menyatakan diri akan melaksanakan nazar berjalan kaki dimulai dari pabrik tempat dia bekerja menuju kediaman rumahnya di perumahan Puri Harmoni 7 dibilangan Klapa Nunggal, Bogor.
Akhirnya, pada Minggu 16 September 2018 sekitar pukul 09:00 WIB, Dani Andriyanto ditemani 13 orang lainnya mulai berjalan kaki dimulai dari pabrik tempat ia bekerja di PT. Niro Ceramic Nasional Indonesia menuju kediaman rumahnya.
Kurang lebih jarak yang ditempuh oleh Dani Andriyanto bersama 13 orang kawan-kawan buruh dari PUK SPL-FSPMI PT. NCNI ini sekitar 20 km. Pun begitu, semangat dan ” kegilaan” yang terpancar dalam derap langkah mereka, seakan-akan telah melebur didalam sanubari mereka.
Ke-13 orang yang mengiringi jalan kaki dari pabrik menuju rumah, seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa. Maklum saja, sebagian besar dari mereka pernah merasakan berbagai macam Aksi Longmarch yang diselenggarakan oleh FSPMI. Bagi mereka, hal ini seperti menjadi pengingat dan mengenang masa lalu.
Canda tawa dan senyum keceriaan tersembul sumringah ketika mereka menyusuri panas terik jalanan berdebu. Menyusuri jalanan beton kawasan industri, menapaki jalan-jalan perkampungan hingga es cendol menjadi saksi bisu aksi bersejarah yang mungkin hanya akan terjadi seumur hidup ini.
Perjalanan yang menempuh waktu kurang lebih 2 jam ini, akhirnya berlabuh dikediaman rumah Koordinator Area Garda Metal kawasan Wanaherang-Gunung Putri pada pukul 11:30 WIB.