Jakarta,KPonline – Ribuan buruh dari wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta, kembali turun ke jalan untuk mengawal agenda Sidang Lanjutan Judicial Review (JR) Omnibus Law UU Cipta Kerja, yang berpusat di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta.
Tak hanya berpusat di Gedung MK Jakarta, aksi serentak juga turut dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, seperti Semarang, Surabaya, Batam, Medan, Pekanbaru, Banda Aceh, Gorontalo, Banjarmasin hingga Makassar, yang dipusatkan di kantor gubernur, bupati dan walikota.
Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar Partai Buruh, M. Arira Fitra (Bire), menyampaikan, bahwa apresiasi tinggi harus diberikan kepada seluruh kawan-kawan yang tak kenal lelah berjuang di jalanan dalam menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Suatu kehormatan bisa berdiri bersama kawan-kawan dalam mengawal sidang lanjutan untuk menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja,” ujar Bung Bire, dari atas mobil komando, di Bundaran Patung Kuda, Jakarta.
“Hal ini dengan tegas menunjukkan bahwa kita semua, hingga saat ini terus menolak tunduk, menolak pasrah dan menolak kalah, untuk terus berkomitmen berjuang melawan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang selama ini menyengsarakan buruh dan rakyat Indonesia,” sambungnya.
Lebih lanjut, Bire menegaskan, bahwa kian hari, dalam kepemimpinan pemerintahan rezim Jokowi-Ma’ruf Amin, nasib masyarakat Indonesia semakin sengsara, utamanya bagi kaum buruh itu sendiri. Sebab, tak ada satupun regulasi maupun aturan yang justru berpihak kepada Klas Pekerja.
“Rezim pemerintahan saat ini adalah rezim Neoliberalisme. Sebab tidak ada satu pun kebijakan yang berpihak pada kaum buruh dan justru semua dipasrahkan kepada kaum pemodal dan pengusaha,” tegasnya.
Karenanya, tak ada jalan lain dalam upaya keluar dari penderitaan untuk mewujudkan kesejahteraan itu sendiri. Meskipun tidak mudah, tapi seluruh rakyat Indonesia, utamanya kaum buruh, harus bisa bersatu, merebut kekuasaan dalam ruang demokrasi lewat Partai Buruh.
“Saya menyerukan kepada seluruh kawan-kawan agar terus berjuang, untuk merebut kekuasaan dari tangan mereka yang tidak pernah berpihak kepada kaum buruh. Karena tidak ada jalan lain, selain bertarung secara politik lewat ruang demokrasi,” ungkap Bung Bire.
Terakhir, Bire menitipkan, bahwa ke depan, kader-kader muda Partai Buruh harus semakin diperbanyak untuk membantu tugas-tugas penyadaran dalam mewujudkan cita-cita bersama, ‘negara sejahtera’. Sehingga tak ada lagi kekalahan seperti perolehan suara kemarin, yang tidak hanya menunjukkan kekalahan bagi Partai Buruh, tapi juga seluruh Klas Pekerja di Indonesia.
“Partai Buruh hadir untuk bertarung dalam ruang demokrasi dan telah mendedikasikan posisinya untuk kepentingan kaum buruh dan juga masyarakat Indonesia,” pungkasnya.