Jakarta, KPonline – Masa sulit adalah waktu yang tepat untuk tumbuh kesadaran berinovasi dan menemukan bahwa kita adalah manusia.
Saya tertarik dengan tulisan-tulisan Henut yang diposting di media sosial miliknya. Ia mencoba menyalakan harapan. Di tengah kesulitan, selalu ada jalan.
Masih menurut Henut, covid-19 telah mengubah banyak tatanan kehidupan. Termasuk buruh dan industri.
Wabah penyakit ternyata bisa menyebabkan PHK ribuan pekerja. Banyak usaha dan kegiatan bangkrut dan gulung tikar, yang semua ini tentu saja membuat dampak tekanan ekonomi terhadap kehidupan menjadi berat dan sulit.
Bukan hanya Omnibus Law maupun kebijakan system dan juga perkembangan tehnologi saja yang bisa membahayakan kelangsungan pekerjaan. Namun ternyata wabah penyakit juga membawa dampak banyak perubahan.
Ternyata PHK, potong upah, pengurangan kesejahteraan maupun dampak ekonomi sosial yang memburuk bisa terjadi karena wabah penyakit.
Sudah seharusnya para pekerja termasuk pimpinan buruh maupun aktivis pergerakan lainnya mulai membangun system’ baru dalam perjuangan selain dengan yang sudah ada dan dijalankan saat ini,sebagai penguat atau antisipasi terhadap kondisi perubahan yang tidak terprediksi.
Dalam tulisannya, Henut menegaskan:
Buruh butuh untuk tempat menyimpan uang, bangunlah bank secara bersama.
Buruh butuh tempat berbelanja, bangunlah minimarket supermarket secara bersama.
Buruh butuh tempat berobat, bangunlah klinik rumah sakit bersama.
Buruh butuh tempat untuk mendidik anak anaknya, bangunlah sekolah sekolah secara bersama.
Buruh membutuhkan barang barang yang dibutuhkan,bangunlah pabrik pabrik untuk memproduksi barang yang dibutuhkan secara bersama.
Dan masih banyak lainnya yang bisa dilakukan bersama untuk saling menolong,meringankan maupun membantu bersama meski terjadi krisis terburuk sekalipun .
Dan itu bisa dilakukan dengan cara berkoperasi, dan ini akan menjadi lebih mudah lagi disaat masyarakatpun bergabung bersama buruh dalam berkoperasi .
Berserikat dan Berkoperasi adalah solusi atas semua permasalahan dan krisis yang dampaknya sama dirasakan.
Bagi sebagian orang, apa yang disampaikan Henut hanyalah mimpi. Tetapi jika kita berfikir lebih jernih, hal itu sangat mungkin untuk diwujudkan.
Syaratnya, memang, kemauan dari kaum buruh itu sendiri untuk berada dalam barisan solidaritas. Bergotong royong untuk menyokong agar ide ini bisa diwujudkan.
