Semarang, KPonline – Dengan penuh semangat, rombongan longmarch Surabaya – Jakarta oleh tim Jawa Tengah melangkahkan kaki menuju Jawa Barat, Senin (06/08/2018).
Keringat keluar dari seluruh tubuh. Kulit terasa perih tersengat oleh panasnya matahari tak menyurutkan tekad mereka untuk menyuarakan isu isu yang mereka bawa.
Mereka tetap membagikan selebaran yang bertuliskan isu dan tuntutan buruh.
Longmarch kepada masyarakat yang berada di sepanjang jalan walaupun apa yang mereka lakukan di awasi oleh aparat kepolisian.
Masyarakat setuju bahkan mendukung aksi longmarch setelah membaca isi selebaran yang di bagikan.
“Iya mas, ini anak saya juga mau cari kerja susah. Mbok ya kalau ada informasi lowongan kerja saya diberi tahu,” ujar Titin. Salah satu warga yang mengetahui peserta longmarch adalah pekerja.
Titin berharap perjuangan buruh bisa berhasil, sehingga masyarakat kecil sepertinya bisa merasakan kesejahteraan. Bisa membeli sembako murah dan mudah mendapatkan kerja.
Saat ini sebagian masyarakan merasa terjepit ekonomi dengan naiknya harga harga sembako, listrik, apalagi di malam buta BBM di naikan padahal alat transportasi yang mereka miliki sekarang adalah motor bensin sudah menjadi kebutuhan pokok bagi mereka.
Daya beli manusia di indonesia juga saat rendah jawa tengah salah satunya yang menduduki peringkat nomor 1 upah terendah di indonesia. Namun kenapa para buruh malah di beri PP 78/2015 tidak mensejahterakan buruh tapi malah tambah menyengsarakan para buruh.
Apalagi demngan nasib guru honorer yang upahnya sangat kecil padahal kebutuhan pangan meningkat. Para guru honorer hanya menerima honor kurang lebih 200 per bulan itupun ada yang di bayarkan 3 bulan sekali bahkan ada yang 6 bulan tidak di bayar.
Apakah patut para guru yang mencerdaskan anak bangsa cuma mendapat honor segitu?
Padahal ketika anak didiknya nanti jadi presiden yang jadi adalah dia bukan gurunya.
Dukungan masyarakat di sepanjang jalan, semakin menambah semangat peserta longmarch.
(Awy)