ECoS, Minimarket Milik Buruh

ECoS, Minimarket Milik Buruh

Gresik, KPonline – Saya sering mendapat cerita, di beberapa negara yang serikatnya kuat, kita bisa dengan mudah menemukan minimarket milik serikat. Dalam artian, modal dari minimarket itu milik buruh. Kepemilikannya bersama-sama.

Tetapi, saya tidak perlu pergi keluar negeri untuk melihat itu. Cukup pergi ke Gresik. Disana ada minimarket bernama ECoS.

Bacaan Lainnya

ECoS adalah singkatan dari Employment Cooperation of Smelting. Sesuai namanya, minimarket yang dikelola secara modern ini milik koperasi karyawan PT. Smelting. Tentu saja, modalnya milik bersama, bukan hanya milik satu orang.

“Di ECoS, anggota yang ingin belanja tinggal menunjukkan kartu anggota. Mereka bisa mengambil apa saja tanpa harus membayar,” kata ketua Koperasi Ruston Efendi.

“Tapi nanti di akhir bulan dipotong gaji,” lanjutnya.

Kemudian dia menceritakan, asset dari minimarket ini mencapai 4 milyar. Menempati dua ruko seharga 3,3 milyar. Selebihnya adalah nilai dari barang-barang yang dijual disana.

Bagi satu orang buruh, nilai empat milyar itu besar. Tetapi jika ini adalah akumulasi dari ratusan orang buruh, masih tergolong kecil.

ECoS dikelola profesional dan baru diresmikan per tanggal 20 September 2016. Mirip dengan Alfamart dan Indomaret. Bedanya, minimarket ini milik buruh. Sebagai koperasi, semua keuntungan akan dikembalikan ke anggota dalam bentuk SHU.

Ketua PUK FSPMI Smelting Zainal kemudian menceritakan, semua ini dibangun sejak tahun 2012. Awalnya koperasi karyawan di tempatnya bekerja seperti hidup segan mati tak mau. Kemudian ketika FSPMI berdiri, dia meninstruksikan semua anggota untuk mengambil alih koperasi. Digelar lah Rapat Anggota Luar Biasa.

“Jadi kondisi koperasi nyaris merugi dengan total asset tak lebih dari 1 milyar,” katanya. Lebih lanjut dia mengatakan, “Kami memperkuat koperasi justru setelah bergabung dengan FSPMI. Setelah diberitahu bahwa salah satu pilar FSPMI adalah Induk Koperasi Buruh Metal Indonesia (Inkopbumi).”

Dalam perkembangannya, koperasi ini berkembang pesat. Dari keuangan yang hanya 1 milyar, saat ini asset koperasi sudah mencapai sekitar 50 milyar. Bagi koperasi yang tergolong baru dan jumlah anggota sekitar 425 orang, prestasi ini cukup mengesankan.

“Kuncinya, jangan menjadikan koperasi sebagai bisnis pribadi pengurusnya,” tegasnya. (*)

==========
Baca juga tulisan terpilih dengan tema Koperasi Karyawang yang diterbitkan KPonline.

Pos terkait