Bekasi, KPonline – Ada sekitar 70.000 ribu anggota FSPMI di Bekasi. Tersebar di 400-an PUK. Dengan kekuatan seperti ini, wajar jika Bekasi menjadi barometer gerakan buruh di Indonesia. Tidak hanya bagi FSPMI.
Dari sisi jumlah, FSPMI Bekasi merupakan kekuatan yang mengagumkan. Kader-kader handal di tingkat daerah dan Bekasi juga banyak yang lahir dari kota seribu industri ini.
Oleh karena itu, saya tertarik dengan pernyataan Sekretaris KC FSPMI Bekasi, Amir Mahfud tentang slogan FSPMI Bekasi: Kembalikan Kebanggaan ber-FSPMI.
Bagi Amir, ketika disebut FSPMI Bekasi, maka itu meliputi 400-an PUK dengan 70-an ribu anggota. Mereka adalah pemilik sah organisasi. Yang berhak marah ketika organisasinya dinistakan. Yang bergetar setiap kali organisasi menyerukan perlawanan.
Begitulah. Konsolidasi Media Perdjoeangan FSPMI Bekasi pada Sabtu (12/8/2017) ini mengkritalisasi kesadaran itu. Untuk tidak lagi malu-malu menyampaikan kepada dunia: bahwa kami adalah FSPMI.
Jika dalam 1 minggu setiap PUK menulis 1 artikel saja, maka akan didapat 1.600 judul berita dalam sebulan. Konsep gerakan citizen journalism ini jelas akan sulit ditandingi.
Tentu saja, bukan hanya terkait kegiatan internal. Sebagaimana diyakini kaum pergerakan, kata adalah senjata. Maka gerakan buruh juga siap bertarung di palagan. Melawan. Melakukan counter terhadap informasi keliru dari musuh-musuh kaum buruh. Memberikan dukungan dan pesan solidaritas, bahwa buruh adalah satu.
Dalam hal ini, kita bisa meniru Brasil dengan Media NINJA-nya. Bersuara lebih natural dan dari akar rumput, untuk merebut kembali aspirasi yang dibungkam.
Jika melihat semangat dalam konsolidasi hari ini, saya percaya: Bekasi Bisa!