Purwakarta, KPonline – Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Purwakarta menggelar konsolidasi membahas program kerja 2025, dengan fokus pada ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan strategi politik buruh menghadapi tantangan ekonomi global. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan serikat pekerja serta pimpinan pusat FSPMI.
Kondisi Ekonomi dan Ancaman PHK Jadi Sorotan. Dimana, Ketua Konsulat Cabang FSPMI Kabupaten Purwakarta, Fuad, menyatakan bahwa situasi ekonomi yang tidak stabil telah memicu gelombang PHK di berbagai sektor.
“Kita harus menyadari bahwa kondisi ekonomi sangat tidak baik. Banyak buruh yang terkena PHK akibat dampak ekonomi global. Pertemuan ini penting untuk mencari solusi, sekaligus mendesak pemerintah lebih berpihak pada buruh,” tegas Fuad.
Ia menekankan, FSPMI Purwakarta akan memperkuat advokasi bagi pekerja yang terdampak PHK serta mendorong kebijakan perlindungan tenaga kerja di tingkat lokal maupun nasional.
#Mayday dan Kekuatan Politik Buruh
Sementara itu, dikesempatan yang sama, Pimpinan Pusat Elektronik Elektrik FSPMI, Haji Bais, menyoroti peran gerakan buruh dalam panggung politik. Ia menegaskan bahwa Mayday (Hari Buruh Internasional) menjadi momentum penting untuk menekan pemerintah.
“Mayday adalah sejarah dan semangat perjuangan kita. Ada tren positif di mana pemerintah mulai memperhatikan suara buruh. Keterlibatan kita di Partai Buruh juga semakin meningkat,” ujar Bais.
Ia juga mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto dipastikan hadir dalam peringatan Mayday tahun ini, yang dinilai sebagai sinyal bahwa kekuatan serikat buruh mulai diperhitungkan oleh penguasa.
#Arah Program Kerja FSPMI Purwakarta 2025.
Berdasarkan pembahasan dalam konsolidasi, FSPMI Purwakarta akan fokus pada:
1. Perlindungan dari PHK
Memperkuat pendampingan hukum dan negosiasi dengan perusahaan.
2. Pengaruh Politik
Mendorong keterwakilan buruh dalam kebijakan melalui Partai Buruh dan lobi ke pemerintah.
3. Mobilisasi Massa
Memaksimalkan aksi Mayday 2025 untuk menyuarakan hak-hak pekerja.
4. Dialog dengan Pemerintah Memastikan isu upah, jaminan sosial, dan kesempatan kerja menjadi prioritas.
#Antisipasi Tantangan ke Depan
Meski optimis dengan meningkatnya perhatian politik terhadap buruh, FSPMI Purwakarta tetap waspada terhadap kemungkinan kebijakan yang tidak pro-pekerja. Fuad menegaskan, *”Kami akan terus kritis, karena perjuangan buruh tidak boleh hanya jadi alat politik sesaat”.
Konsolidasi ini menegaskan komitmen FSPMI Purwakarta untuk menggabungkan pendekatan ekonomi dan politik dalam memperjuangkan hak-hak buruh di tahun 2025.
Foto: Fajar Setiady (Kabiro Media Perdjoeangan Daerah Purwakarta)