Bekasi, KPonline–Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kembali menunjukkan konsistensinya dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Dalam aksi solidaritas yang digelar hari ini, di depan Gerbang Perusahaan Yamaha Music Manufacturing Asia pada Senin 17 Maret 2025, Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz menegaskan bahwa organisasi tidak akan tinggal diam terhadap keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh manajemen PT Yamaha Music Manufacturing Asia terhadap Ketua dan Sekretaris PUK SPEE FSPMI di perusahaan tersebut.
Menurut Riden, keputusan PHK ini merupakan bentuk ketidakadilan dan kesewenang-wenangan manajemen terhadap pekerja. “Karena kalian sering mengalah, maka manajemen menganggap PUK lemah dan tidak dihargai. Maka dari itu, saya sebagai Presiden FSPMI akan memimpin perlawanan atas arogansi ini,” tegasnya dalam orasinya.
#FSPMI Hadir untuk Keseimbangan
FSPMI lahir dari perjuangan buruh yang mengalami kehidupan sulit. Serikat ini hadir untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan hak pekerja. “Pabrik tanpa buruh tidak akan berjalan. Pengusaha boleh mencari keuntungan, tapi jangan sampai memiskinkan pekerjanya,” ujar Riden.
Aksi solidaritas ini turut diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars FSPMI, dan Maju Tak Gentar yang berkumandang di sela-sela orasi. Hal ini menjadi simbol semangat perjuangan buruh FSPMI yang telah berlangsung selama 26 tahun yang konsisten berjuang untuk menang.
#Kenaikan Upah dan PHK Kontroversial
Terkait kenaikan upah tahun 2023, FSPMI menyebut bahwa belum ada kesepakatan yang jelas. Namun, manajemen perusahaan telah menetapkan keputusan sepihak. Meski demikian, FSPMI tetap berusaha menjaga hubungan industrial yang baik dengan menerima sikap perusahaan tersebut.
Namun, suasana menjadi tidak baik ketika pihak manajemen melaporkan permasalahan atau hal yang tidak jelas kepada kepolisian, yang berujung pada keluarnya surat PHK untuk Ketua dan Sekretaris PUK. FSPMI menilai tindakan ini sebagai bentuk kesewenang-wenangan yang tidak dapat dibiarkan.
#Ultimatum Mogok Kerja
FSPMI dengan tegas menolak keputusan PHK tersebut. “Kami buruh Indonesia dengan ini menyatakan melawan dan menolak keputusan PHK terhadap Ketua PUK SPEE FSPMI PT Yamaha Music Manufacturing Asia,” tegas Riden.
Serikat buruh memberikan ultimatum kepada perusahaan bahwa jika dalam satu minggu ke depan surat PHK tidak dicabut, maka aksi mogok kerja akan dilakukan. “Kami siap melakukan perlawanan,” tambahnya.
Besok, akan ada pertemuan negosiasi antara Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dengan pihak manajemen. Diharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan solusi yang adil bagi pekerja (Win-win Solution).