GSBI, KSPI, dan KPBI Akan Bedah Peranan Bank Dunia Dalam Kebijakan Perburuhan

GSBI, KSPI, dan KPBI Akan Bedah Peranan Bank Dunia Dalam Kebijakan Perburuhan
Annual Meeting IMF - WB di Bali, Oktober 2018.

Jakarta, KPonline – Pada 8-14 Oktober 2018, International Monetary Fund dan World Bank (IMF – WB) akan menggelar Annual Meeting di Bali. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF-WB menghadirkan Gubernur Bank Central dan Menteri Keuangan dari 189 Negara.

Indonesia melalui Menko Kemaritiman mengalokasikan dana 850 milyar dari APBN demi terselengaranya acara tersebut.

Acara tersebut menjadi penting bagi buruh, karena dalam laporan tahunan Bank Dunia, Bank Dunia meminta upah minimum adalah salah satu persoalan besar dan meminta agar aturan upah minimum dan jaminan sosial di buat fleksibel dengan mengurangi intervensi dan perlindungan negara kepada kaum buruh.

Dalam rangka menyikapi agenda tersebut GSBI, KSPI dan KPBI serta elemen buruh lainnya mencoba mengambil inisiatif untuk melakukan FGD dengan tujuan membedah lebih dalam peranan IMF-WB dalam mempengaruhi kebijakan perburuhan di Indonesia, mempelajari skema monopoli kapitalisme global mendominasi politik dan ekonomi dunia, serta dalam menjadi saranan bersama dan menjadi forum pembuka bagi serikat buruh untuk membangun aliansi menentang pertemuan IMF-WB dan segala kebijakan yang dihasilkan.

Maka melalui undangan ini, kami mengajak para pimpinan buruh untuk bisa hadir dan terlibat dalam FGD tersebut yang akan di laksanakan pada hari Selasa, tanggal 28 Agustus 2018 di Sekretariat KSPI, Jl Raya Pondok Gede, Kampung Dukuh Kramat Jati.

Diskusi ini akan menghadirkan Narasumber  Erpan Paryadi (Indies) yang akan mengupas tema “Membongkar Skema Kapitalisme Monopoli dalam melakukan Dominasi Ekonomi, Politik dan Kebudayaan melalui Instrumen WB dan IMF.” Selain itu, Salamudin Daeng (AEPI) akan memaparkan tentang “Sejarah Hutang asing dan Dampaknya bagi Buruh dan Rakyat Indonesia.”

Selaku moderator dalam diskusi ini adalah Micahel, selaku Sekjend KPBI.