Hadiri IndustrialAll Asia-Pasific Regional Conference, Said Iqbal Ungkap Permasalahan Buruh Freeport Dan PT Smelting

Hadiri IndustrialAll Asia-Pasific Regional Conference, Said Iqbal Ungkap Permasalahan Buruh Freeport Dan PT Smelting

Kuala Lumpur,KPonline – Asia-Pasific Regional Conference Selasa, 3-4 Juli 2018 bertempat di Pullman hotel, Kuala lumpur Malaysia dibuka oleh Mr.Akira Takakura, Vice Presiden and Co-Chair, IndustriAll Asia-Pasific Region.

Dalam sambutannya Mr.Akira mengatakan, bahwasanya adanya permasalahan yang di sebabkan oleh Perusahaan Multinasional ini ada sisi positif bagi pekerja tapi ada sisi negatif.

Bacaan Lainnya

“Kita Serikat Pekerja setuju dengan transisi ini, tapi kesejahteraan pekerja tetap diperhatikan dengan memberikan pelatihan skill utk pekerja. Dengan adanya Regional Conference ini bisa menghasilkan strategi yang terbaik.”


Sambutan juga dari Shoya Yoshida, General Secretary ITUC -AP menyatakan Korporasi multinasional (MNC) setiap hari kehidupan kita dipengaruhi oleh tantangan afiliasi korporasi multinasional ini.

Yang dihadapi adalah transisi di setiap negara Asia-Pasific yang mempunyai keberagaman situasi sosial, budaya, politik, pendidikan dan lain-lain. Dengan keberagaman ini kita bisa bersatu bisa membawa petunjuk dan rumusan strategi yang baik melalui Regional Conference ini.

Datang juga memberi sambutan Mr. Abdullah Sani, Member of the Parliament Malaysia, menyatakan bahwa dalam menghadapi korporasi multinasional (MNC) Pemerintah Malaysia akan memberikan Pelatihan skill kepada sekolah dan lembaga-lembaga untuk para pekerja. Membuat amandemen terkait perlindungan pekerja.

Pada sesi laporan perjuangan besar di kawasan Asia-pacific pada kesempatan ini Presiden FSPMI Mr. Said Iqbal dari Indonesia melaporkan kasus Smelting.

Bahwa PT.Smelthing Indonesia ini adalah perusahaan besar yang mengolah smelter di Perusahaan Freeport.

PT.Freeport adalah perusahaan raksasa, PT.Smelthing joint dengan PT.Freeport, bekerjasama selama 30 tahun.

Dalam hal ini IndustriAll dan pemerintah dibuat tidak berdaya terhadap kasus ini. Ini menunjukkan betapa rakusnya perusahaan Multinasional seolah bisa mengatur segalanya. Serikat Pekerja berusaha mengajukan berunding tapi selalu tidak ditanggapi, selama 2 tahun persoalan ini.

“Ini adalah dampak dari Revolusi industri 4.0 yang merubah menjadi digital ekonomi, future work dan global of change (pemanasan global). Kita tetap berusaha melakukan terus perjuangan , tapi tidak sendiri hal ini dilakukan kami meminta dukungan aksi internasional karena ini telah melanggar konvensi ILO 170 tentang ketenagakerjaan maritim dan UU 21/2000.”Ungkapnya

Dalam kesempatan ini juga Presiden KSPI dan FSPMI ini memberi masukan dan mendorong agar IndustriAll untuk merumuskan strategi di Asia – Pasific terkait perlawan atas pemberlakuan upah murah seperti keberhasilan yang di capai Serikat Pekerja di Jerman (IG Metal) dan Konfederasi Serikat Tenaga kerja Jepang (Renggo). Dan mengkampanyekan strategi melawan Resolusi industri 4.0

Said Iqbal mengungkapkan akan membuat juga resolusi untuk mempekerjakan kembali 309 karyawan PT. Smelting yang terPHK dan kepastian hukum pekerja PT. Freeport dengan Bipartit meeting

 

(Endah Marwah)

Pos terkait