Bekasi, KPonline – May Day yang sejatinya menjadi hari libur nasional, berbeda halnya dengan buruh. May Day dijadikan ajang untuk mengingat sekaligus refleksi diri perjuangan buruh di masa lampau, sehingga banyak manfaat yang bisa kita nikmati dan rasakan sebagai buruh.
Bertepatan dengan hari buruh internasional, PUK SPAI FSPMI PT Hogy Indonesia juga turut ambil bagian dalam mengerahkan anggotanya untuk hadir dan merawat ingatan bahwa perjuangan buruh untuk mencapai kesejahteraan itu tidaklah mudah.
Sebanyak kurang lebih 150 anggota, garmet, korlap dan pengurus ambil bagian dalam May Day 2024. Adapun tuntutan dari May Day kali ini yaitu yang tidak pernah bosan-bosannya kaum buruh minta untuk Cabut Omnibuslaw UU Cipta Kerja serta Hapus Outsourcing Tolak Upah Murah (HOSTUM).
“Terima kasih kepada seluruh kawan-kawan anggota, yang semangat dan rela meluangkan waktunya untuk May Day tahun ini, perjuangan buruh memang tidak akan pernah habis untuk memperjuangkan kesejahteraan, tetap jaga kesehatan dan keselamatan dalam mengikuti rangkaian May Day nanti yang di mulai di Istana Negara,” kata Sekretaris PUK Hogy, Sopian Hadi.
Sebelum bergegas untuk berkumpul di titik kumpul Kawasan MM2100, Ketua PUK Hogy, Lulut, menyampaikan sambutan sekaligus penutup.
“Sejarah May Day merupakan sejarah panjang yang kelam. Dengan perjuangan yang mengorbankan nyawa itu akhirnya kita berhasil mendapatkan jam kerja yang kita rasakan sampai saat ini yaitu 8 jam dari semula 16 jam. Kondisi saat ini kita harus terus memperjuangan kesejahteraan untuk kaum buruh. May Day bukan waktunya kita bermalas-malasan di rumah tapi kita harus mengingat terus bahwa perjuangan kaum buruh tidak akan pernah usai.” paparnya.