Bekasi, KPonline – Kabupaten Bekasi dikenal sebagai kota industri. Disini, ada banyak industri manufaktur yang dibangun. Diantaranya kawasan industri Jababeka, Greenland International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas, EJIP, Delta Silicon, MM2100, BIIE dan sebagainya. Selain perindustrian, sektor pertanian dan perdagangan menjadi
penopang utama perekonomian di kabupaten yang terletak di Pantura ini.
Sebagaimana kita ketahui, berbagai permasalahan yang ada di Bekasi belum terselesaikan hingga saat ini. Permasalahan-permasalahan itu antara lain, tata kota yang semerawut, kemacetan, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, bahkan ancaman banjir yang setiap tahun datang.
Semua permasalahan itu tidak akan pernah terselesaikan jika kita hanya berdiam diri.
Kita sadar, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menyelesaikannya. Meskipun demikian, kita, masyarakat Kabupaten Bekasi, selalu optimis akan mampu mengatasi semua permasalahan itu. Menjadikan Bekasi baik dan benar.
Oleh karena itu, Pilkada Kabupaten Bekasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2017, sekaligus menjadi pilihan bagi kita untuk menentukan sikap.
Dalam Pilkada, kita memiliki kesempatan untuk membuka jalan demi terwujudkan semua harapan. Untuk mengakhiri semua keluhan dan menjadikan Bekasi baik dan benar.
Kita menyakini, untuk menyelesaikan permasalahan di Kabupaten Bekasi membutuhkan seorang pemimpin yang berwawasan luas, pekerja keras, berani, dan memahami akar permasalahan di Bekasi. Yang lebih penting, ia tidak tersandera pada kepentingan bisnis untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Dan sosok itu adalah Obon Tabroni.
Pria berusia 43 tahun yang lahir dan besar di Kabupaten Bekasi ini menjalani sebagian besar hidupnya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat kecil. Sebagai aktivis serikat pekerja, kepedulian dan kerja kerasnya dalam meningkatkan kesejahteraan tak diragukan. Sementara itu, sebagai Pembina Jamkes Watch (Tim Pemantau Jaminan Kesehatan), Obon Tabroni memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah kesehatan. Dilahirkan dari keluarga pendidik, membuatnya paham akan arti pendidikan bagi kemajuan Bekasi. Disamping itu, sejak kecil, Obon Tabroni dikenal dekat dengan kalangan petani.
Dan sebagai suami dan ayah dari 4 (empat) orang buah hati, Bang Obon (begitu sapaan akrabnya). Obon Tabroni memiliki mimpi menjadikan Kabupaten Bekasi yang ramah terhadap perempuan dan anak-anak. Bekasi yang memberikan harapan dan penghidupan bagi warganya. Sebuah kota yang menjadi kebanggaan bagi kita semua. Segala harapan, impian, dan beragam kebaikan menemukan tempatnya.
Terbiasa terlibat secara langsung dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat Bekasi, menjadikannya dikenal sebagai sosok “pembebas kaum yang tertindas.” Sesuatu yang menjadikannya tumbuh sebagai pribadi yang kritis, berkepribadian, dan berani bertindak dalam situasi sulit.
Ide-idenya yang inspiratif dan kreatif tidak hanya diakui di Bekasi. Terbukti, dalam forum-forum nasional maupun internasional, sosok Obon Tabroni sangat disegani. Menariknya, suami dari Uun Marpuah ini tidak saja memiliki banyak gagasan. Tetapi juga dikenal sebagai pekerja keras dalam mewujudkan gagasan dan cita-citanya.
Calon Independen
Ini yang paling penting. Obon Tabroni maju dalam Pilkada Bekasi 2017 sebagai calon independen. Sebuah jaminan, bahwa dia akan terbebas dari kepentingan partai dan elit-elitnya.
Selain itu, Obon Tabroni adalah sosok pembeda. Dia maju mewakili arus bawah, kalangan orang biasa. Dia tidak berasal dari kalangan pengusaha. Tidak didukung para cukong bermodal besar. Tidak ada elit politik yang akan mengendalikan dirinya. Dia maju dengan dukungan kita dan segenap keyakinan, bahwa “bekasi bisa baik dan benar”.
Bekasi Baik, dengan segala potensi yang dimiliki. Sebagai salah satu daerah industri terbesar di Indonesia dan ditambah dengan sumber daya alam yang ada didalamnya, Bekasi memiliki semua persyaratan untuk menjadi kota idaman. Kota yang mensejahterakan.
Bekasi Benar. Bekasi yang dipimpin oleh anak muda yang tegas dan berani, yang hampir seluruh waktunya dia dedikasikan untuk membantu kaum pekerja dan masyarakat dalam mendapatkan hak-haknya. Pemimpin yang teruji dalam memperjuangkan kebenaran, tidak sibuk mencari pembenaran.
Obon Tabroni Didukung Relawan dari Semua Kecamatan
Menjadi relawan adalah kebanggakan. Relawan melakukan sesuatu karena panggilan hati. Dalam dirinya terdapat keyakinan, bahwa perubahan haruslah diperjuangkan. Kesadaran itulah yang kemudian menuntun langkah kami untuk ikut ambil bagian dengan berpartisipasi melakukan perubahan.
Barangkali kalian pernah mendengar kalimat ini, “Relawan bukan orang bayaran”. Ya, relawan bergerak bukan karena iming-iming adanya imbalan sejumlah uang. Kehendak untuk menjadi lebih baik.
Kami percaya, mewujudkan apa yang kita yakini sebagai sebuah kebaikan, akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama-sama. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Ini semacam kesadaran bahwa sebagai makhluk sosial, kita tidak mungkin bisa hidup sendiri, tanpa peran dari orang lain.
Keyakinan itulah yang membulatkan tekad kami untuk bergabung dalam Barisan Relawan Obon Tabroni – Bambang Sumaryono.
Relawan Obon Tabroni adalah sebutan bagi mereka yang sudah tidak tahan melihat kondisi Kabupaten Bekasi. Bahwa kami marah dan geram dengan kondisi Bekasi, itu tak bisa dipungkiri. Tetapi yang kami lakukan tidak hanya marah. Kami sadar, sesuatu harus dilakukan: bekerja keras untuk menjadikan Bekasi lebih baik dan benar.
Berbagai diskusi dan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan berbagai element di Kabupaten Bekasi sudah kami lakukan. Kesimpulannya, Kabupaten Bekasi akan menjadi baik dan benar jika dipimpin oleh sosok yang tepat. Dipimpin oleh seseorang yang sudah teruji integritasnya dalam hal memperjuangkan kesejahteraan. Pemimpin yang berpihak pada rakyat yang banyak. Bukan pemimpin yang berpihak pada kepentingan diri pribadi, keluarga, dan kroni-kroninya.
Apakah ada orang seperti itu di Bekasi? Ada. Sosok itu adalah Obon Tabroni.
Sebagai relawan, kami mendatangi rumah-rumah warga untuk meminta dukungan. Kami memperkenalkan diri, menjelaskan maksud kedatangan, dan kemudian meminta foto copy KTP dan tanda tangan sebagai bentuk dukungan kepada Obon Tabroni untuk maju sebagai calon Bupati Bekasi secara independent.
Ada yang bertanya lebih lanjut, “Bagaimana Obon Tabroni mampu menjadikan Bekasi menjadi lebih baik.” Dari sinilah terjadi diskusi lebih lanjut. Hampir semua yang kami temui mengeluhkan tentang kondisi Bekasi. Kota industri terbesar, tanah yang subur, ditambah dengan kekayaan alamnya, tetapi masyarakat tidak merasakan manfaat dari itu semua. Dalam hal ini, semua setuju, bahwa Bekasi harus menjadi baik dan benar.
Ketika kami meminta foto copy KTP kepada warga, memang ada yang tidak bersedia memberikan dukungan. Tidak apa-apa. Kami tidak memaksa. Apakah kami kecewa terhadap penolakan? Tidak. Kami tetap melangkah. Kami mendatangi warga yang lain, melakukan hal yang sama.
Bagi kami, bisa berkomunikasi dengan warga untuk membicarakan tentang Bekasi yang lebih baik merupakan sebuah kehormatan. Melalui cara ini, ribuan orang akhirnya bisa memahami, bahwa suara mereka sangat berarti bagi masa depan Bekasi.
“Kalau mau memberikan uang 50 ribu per KTP, saya bersedia mendukung…” Ada juga yang berkata demikian. Tentu saja, kami tidak bisa memenuhi permintaan itu. Tidak akan pernah.
Penting untuk dicatat, kami tidak menyalahkan masyarakat jika mereka memiliki pandangan seperti itu. Kesalahan itu ada pada para “politisi” yang gemar menyebar uang bermiliar-miliar untuk memperoleh dukungan. Mereka lah yang merusak mental warga. Menjadikan politik sekedar sebagai transaksi.
Itulah sebabnya, kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Bekasi yang baik harus dimulai dengan cara-cara yang baik. Hal yang menggembirakan, masih banyak masyarakat Bekasi yang berhati bersih. Selama menjadi relawan dan terjun di tengah-tengah warga, kami banyak mendengar cerita dari mereka. (*) #pilkadabekasi2017