Ini Pesan Presiden FSPMI Dalam Rapat Akbar Buruh Bekasi

Ini Pesan Presiden FSPMI Dalam Rapat Akbar Buruh Bekasi

Bekasi, KPonline – Menghadiri konsolidasi akbar di Omah Buruh Bekasi, Presiden FSPMI, Said Iqbal kembali gelorakan perlawanan.

“Sengaja saya datang kembali. Nggak pernah lelah saya mengajak kepada perubahan nasib buruh. Tapi terkadang saya sedih karena yang diajak berubah terkesan tidak mau,” kata Said Iqbal mengawali sambutannya.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Sa’id Iqbal memberikan contoh apa yang terjadi di Perancis.

Kaum buruh atau pasukan rompi kuning di Perancis, di banding kita mereka lebih baik dari sisi ekonomi. Tapi disaat kebijakan pemerintahnya tidak pro rakyat, dengan menaikan harga BBM, ditambah tidak adilnya pemerintah dalam perlakuan pajak dan diperparah dengan kondisi meningkatnya biaya hidup menjadi pemicu aksi protes warga negara disana. Hal ini seperti di lansir BBC News (25/11/2018).

“Lihat kondisi kalian di Bekasi. UMSK belum ada kejelasan, dan 3 kali rapat pleno UMSK pihak Apindo tidak hadir. Kalian memilih diam. Diamnya kalian hari ini sejatinya kalian sedang menggadaikan nasib anak-anak kalian,” ujar Presiden FSPMI penuh semangat.

Menurut Governing Body ILO ini tantangan buruh kedepan jauh lebih berat. Diprediksi tahun 2025-2030 ada 300 juta penduduk dunia kehilangan pekerjaan nya karena dampak dari revolusi industri 4.0.

“Apa itu revolusi industri 4.0?” Tanya Said Iqbal.

Setidaknya ada 2 yang akan terjadi dalam Industri 4.0 ini, yang pertama digital ekonomi, jual beli online, dampaknya akan banyak pabrik-pabrik. Perusahaan ritel, super market akan mengurangi jumlah pekerjanya. Seperti yang terjadi di Supermarket Hero saat ini.

Sedangkan yang kedua robotisasi, menggeser tenaga kerja manusia di ganti dengan robot. Diprediksi gelombang PHK tenaga kerja manusia akan terjadi.

“Tahu kawan, yang bisa melawan itu semua hanya Serikat Buruh,” tegas Sa’id Iqbal.

“Oleh karena itu tanggal 6 Februari 2019 kita akan kembali turun ke jalan memperjuangkan dan menyuarakan ancaman hilangnya lapangan pekerjaan, tolak PP78/2015 yang menyengsarakan kaum buruh dan hapus sistem pemagangan,” lanjutnya.

“Jangan diam, kalian bekerja sampai lembur untuk menyekolahkan anak-anakmu, setelah lulus anak-anak mu masuk kedalam sistem pemagangan, kalian diam hari ini, kalian sedang menggadaikan nasib anak-anak mu,” tegas Said Iqbal yang di sambut dengan tepuk tangan dan teriakan “hidup buruh” oleh buruh  Bekasi.

Pos terkait