Batam, KPonline – Nama aslinya Salimul Yufid Kasem, tapi orang lebih mengenal dia dengan nama Beta. Pria kelahiran Lamalera, Flores Timur, 26 Mei 1979 ini sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar buruh Batam. Penampilannya yang sering terlihat berbeda dari kebanyakan aktivis buruh Batam membuatnya selalu mencuri perhatian.
Hampir di seluruh aksi buruh ia selalu hadir terdepan untuk membakar semangat buruh Batam agar terus berani menyuarakan kebenaran, menyuarakan kesejahteraan. Suaranya yang serak dan gaya bicaranya yang cepat sangat pantas jika dirinya selalu di tugaskan sebagai pembakar semangat. Tapi siapa sangka di balik penampilannya yang seram sesungguhnya ia memiliki hati yang lembut, selembut ice cream.
Salimul Yufid Kasem memutuskan untuk merantau meninggalkan kampung halamannya Lamalera, Flores Timur. Seperti kebanyakan orang Flores, dirinya merantau untuk memperbaiki kehidupannya. Kebanyakan penduduk kampungnya juga merantau ke Jawa dan Bali. Namun, tak sedikit juga yang merantau ke Kalimantan, Papua, Sulawesi, bahkan jauh ke Sumatera. Semuanya pasti memiliki alasan tersendiri mengapa harus meninggalkan tanah kelahirannya.
“Memang merantau sebenarnya bukanlah keinginan setiap orang sejak kecil. Namun karena ada beberapa hal yang kemudian membuat orang Flores, terpaksa pergi meninggalkan Flores dan merantau ke luar.” Kata Salimul Yufid Kasem
Salimul Yufid Kasem menuturkan dirinya merantau pada awal tahun 2000 dengan tujuan Malaysia, ia bekerja apa saja yang bisa ia kerjakan hingga pada tahun 2005 dirinya memutuskan untuk pulang ke Tanah Air dan bekerja di Pulau Bintan. Ia bekerja di PT Gimli hingga tahun 2010. Di sini pula ia akhirnya menemukan pujaan hatinya dan di karuniai buah hati.
Setelah perusahaan tempatnya bekerja tutup, ia kemudian memboyong keluarganya ke Batam hingga sekarang. Selama di Batam ia berpindah-pindah tempat kerja karena berbagai alasan. Ia pernah pernah menjadi seorang security, kemudian kerja di PT Hwah Genting, Putra Samudra, Hantoong dan lainnya.
Tentang kegiatannya di FSPMI khususnya di Garda Metal, ia mengatakan bahwa di organisasi inilah ia bisa menjadikan sebagai ladang amal ibadah, apa yang telah ia lakukan di organisasi ini sepenuhnya adalah ikhlas Lilahi Ta’ala. Apalagi saat memperjuangkan UMK dirinya akan terus mengawal hingga di capai angka yang sesuai harapan buruh, Meskipun ia sendiri tak menikmati hasil dari jerih payahnya
Di samping itu di organisasi ini ia telah menemukan begitu banyak nikmat pertemanan, saudara dan hal tersebut tidak bisa di ukur dengan materi.
“Saya berharap agar organisasi ini terus tumbuh dan mampu mencetak kader-kader aktivis yang berani membela kepentingan masyarakat banyak khususnya buruh, aktivis yang peka akan jeritan rakyat kecil yang tertindas.” Ucapnya
Lahirnya kembali Partai Buruh dan secara resmi dinyatakan lolos ikut serta dalam pemilu 2024 dan mendapatkan nomor urut 6, Partai Buruh mengidentifikasi dirinya sebagai partai yang memperjuangkan hak-hak untuk kesejahteraan hidup yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia membuat semangat perjuangan Beta semakin membara.
Selain itu, ia juga turut maju pada kontestasi Pemilu 2024 sebagai Calon Legislatif dari Partai Buruh untuk DPRD Kota Batam daerah pemilihan Sei Beduk, Nongsa, Bulang dan Galang dengan nomor urut 2.
“Partai Buruh dibangun dan didirikan kembali oleh 11 elemen termasuk didalamnya adalah FSPMI dengan tujuan untuk mewujudkan Negara Kesejahteraan atau Welfare State. Disini kita berkomitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.” Ungkapnya
“Jadi kita tidak hanya berjuang di jalanan, dengan adanya Partai Buruh sebagai alat perjuangan kaum buruh kita juga akan berjuang di parlemen apabila memang kita bisa duduk di sana.” Sambungnya
Maka dari itu, ia berharap agar seluruh kaum buruh bersatu dan berjuang bersama dalam pemenangan Partai Buruh supaya nantinya bisa ikut dalam membuat aturan dan juga menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro kepada rakyat Indonesia.