Semarang, KPonline – Selain dihadiri oleh perangkat dari DPP FSPMI, Konsolidasi Kader Perempuan yang dilaksanakan pada hari Sabtu (24/11/2018) di Kota Semarang Jawa Tengah, juga dihadiri oleh Izzah Inzamliah selaku perwakilan dari Solidary Center Indonesia.
Solidarity Center sendiri adalah organisasi pekerja internasional terbesar yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat yang membantu pekerja untuk mencapai tempat kerja yang aman dan sehat, upah yang mendukung keluarga, martabat pada pekerjaan dan kesetaraan yang lebih besar di tempat kerja dan di komunitas mereka.
Dalam pemaparan kepada peserta konsolidasi Izzah menyampaikan bahwa sejatinya perempuan harus patuh kepada suami. Karena pada kenyataannya perempuan memiliki berbagai persoalan. Seperti kemiskinan yang absolute dan feminisasi kemiskinan, pengangguran, lingkungan yang makin rentan, kekerasan terhadap perempuan yang terus terjadi, hingga etidakterlibatan hampir separuh jumlah manusia dalam power dan pemerintahan.
Izzah menyampaikan bahwa partisipasi buruh antara laki laki dan perempuan (labour of participant), lebih banyak laki laki dibanding perempuan.
Ada perbedaan penerimaan upah antara laki laki dan perempuan (Gender Pay Gap).
Contoh negara yang menerapkan Gender Pay Gap, yaitu USA, UK, dan Canada dengan selisih 30% keatas.
Dia menyampaikan itu semua agar para perempuan sadar pentingnya berserikat, pentingnya bernegosiasi,alih alih supaya Gender Pay Gap tidak diterapkan perusahaan di Indonesia.
Lalu, dia juga menegaskan jangan sampai adanya kekerasan pada pekerja perempuan hingga bagaimana cara menghadapi kekerasan dalam dunia kerja perempuan seperti growing fragmentation and precarity in the labour market, yang jelasnya perempuan harus bisa menghilangkan adanya pekerja outsourcing, pekerjaan pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan terlalu banyak, dan pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh mesin.
Untuk itu Izah berharap agar perempuan mau menolak kekerasan dan ketidakadilan yang ada di sekitarnya. (Tride)