Mojokerto, KPonline – Rapat Akbar Garda Metal dan Halal Bihalal yang diagendakan GARDA METAL Mojokerto pada Minggu, 13 April 2025 di PPLH Seloliman Jolotundo, Trawas Mojokerto yang dihadiri puluhan anggota dan jajaran pengurus FSPMI dan KORDA Garda Metal se Jawa Timur kali ini dihadiri oleh puluhan anggotanya.
Acara yang bertajuk “Kuatkan Militansimu untuk Terus Berjuang” kali ini mendatangkan Ardian Safendra selaku Ketua Konsulat Cabang FSPMI Mojokerto sebagai salah satu narasumber dalam acara Rapat Akbar Garda Metal Mojokerto kali ini menyampaikan perihal Jaminan Pesangon.
Dia menjelaskan bahwa Jaminan Pesangon adalah impian besar dan cita – cita FSPMI sejak tahun 2019 yang diberikan kepada pekerja pada saat terjadi PHK. Pemberian pesangon dilakukan oleh pemberi kerja dengan menggunakan sistem yang bisa dikombinasikan dengan program DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) dan atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) maupun BPJS Ketenagakerjaan.
Ardian juga membahas perbandingan pemberian pesangon di Indonesia dengan di luar negeri. Jika di Indonesia ada aturan usia pensiun maka di luar negeri tidak ada.
Pesangon diberikan ketika pekerja sudah tidak bekerja lagi di perusahaannya, tidak harus masuk usia pensiun sehingga si pekerja masih mempunyai kesempatan untuk menikmati manfaat jaminan pesangonnya tersebut.
“Jangan sampai kita putus hubungan kerja menjadi putus dari nikmat, namun putus dengan merasakan nikmat,” tegasnya.
Selain Ardian Safendra sebagai narasumber, juga ada Ipang Sugiasmoro, Sekretaris Konsulat Cabang FSPMI Mojokerto yang mengusung masalah Jaminan Sosial. Dalam kesempatan kali ini dia menyampaikan bahwa kesejahteraan tidak bisa di ukur dengan uang.
Adapun Jaminan Sosial meliputi semua perihal saat masuk dunia kerja, mulai berangkat kerja, saat bekerja sampai pulang kerja dengan konsep keadilan dan kesejahteraan sosial, termasuk didalamnya Jaminan Pesangon yang digaungkan oleh FSPMI Jawa Timur.
Jaminan Sosial tidak hanya ditujukan kepada pekerja saja tapi juga anggota keluarga si pekerja.
Sebagai relawan Jaminan Sosial dia menceritakan sejuta pengalamannya. Rangkaian kalimatnya mampu menghipnotis puluhan peserta yang hadir karena pilihan kata dan intonasinya mampu menggetarkan aula PPLH Seloliman siang ini yang berhawa sejuk syahdu.
Cerita yang disampaikan begitu menggelitik karena buruh itu sebenarnya mempunyai beban moral yang begitu berat terkait kesejahteraan buruh dan sosial. Buruh harus berjuang sendiri untuk mencapai kesejahteraannya karena pemerintah tidak begitu berpihak pada kaum buruh.
Oleh karena itu sangat diharapkan ketika aksi hari buruh mendatang, kita semua yang merasa buruh dan memiliki jiwa FSPMI terutama memiliki jiwa Garda Metal agar bisa bergabung untuk menggaungkan rentetan tuntutan yang telah digadang – gadang kan untuk kesejahteraan dan keadilan sosial.