Bekasi, KPonline – Menindaklanjuti surat dari Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSPI Nomor:122/DEN-KSPI/VIII/2024 dalam upaya
untuk menyusun “Standard Operating Procedure” (SOP) yang jelas, dan terstruktur terkait bagaimana JamkesWatch mendokumentasikan dan mengkampanyekan Jaminan Kesehatan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bekerjasama dengan LO-Norway menyelenggarakan Training of Trainer Standard Operating Procedure (TOT SOP) Jamkeswatch.
Kegiatan ini dilakukan dua hari yang dimulai Senin-Selasa, 12-13 Agustus di Hotel Ayola Lippo Cikarang. Dalam agenda tersebut hadir pimpinan Federasi KSPI, dan pimpinan afiliasi FSPMI, berikut dengan, DPN Jamkeswatch, DPW Jamkeswatch, dan beberapa perwakilan dari DPD Jamkeswatch.
Dalam agenda tersebut pun dibahas tentang pilar KSPI sesuai hasil kongres ke 5 yaitu Jamnaker Watch sebagai fungsi kontrol mengawasi BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam sambutan yang disampaikan Direktur Eksekutif Jamnaker Watch M. Nurfahrozi SH membeberkan ada berapa banyak uang buruh yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.
“Hari ini kita SK kan, dan sepakati bagaimana Jamnaker Watch akan melakukan pengawasan untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri. Ke depan kita akan minta data ke BPJS Ketenagakerjaan berapa banyak peserta yang terdaftar, berikut berapa banyak dana peserta yang dikelola olehnya,” terang Ozi.
Dia pun meminta agar pimpinan federasi dan afiliasi KSPI bisa saling berkontribusi dalam kepengurusan Jamnaker Wacth.
“Masih banyak anggota FSPMI yang tidak paham perihal BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri. Kasus kecelakaan kerja yang pekerja ketahui murni kecelakaan saat bekerja saja, namun ketika berangkat, dan pulang kerja itu sebenarnya BPJS Ketenagakerjaan ranahnya,” urai pria yang saat ini berprofesi sebagai Advokad tersebut.
Senada disampaikan oleh Direktur Eksekutif Jamkeswtch Daryus bahwa agenda yang dilakukan sengaja untuk membangun sinergitas antara Jamkeswatch, dan Jamnaker Watch.
“Kita punya orientasi yang sama yaitu membantu pekerja, dan masyarakat dalam hal ini peserta BPJS itu sendiri. Berbagai kasus temuan Jamkeswatch jelas banyak, dan kita harus punya bank data untuk memastikan kasus per kasusnya. Dalam agenda ini pun kita akan bahas pembuatan buku saku Jamkeswatch yang di dalamnya sebagai panduan untuk para relawan Jamkeswatch,” ucap Daryus.
Lebih lanjut, Daryus menambahkan akan menampung masukan dari wilayah yang sudah diundang dalam agenda tersebut.
“Buku saku Jamkeswatch yang dibuat akan dirangkum seminimal mungkin, agar bisa gampang dipahami. Hari ini hingga malam hari akan dirilis bersama dengan berbagai masukan dari wilayah lain. Hingga besok sampai siang dipastikan sudah selesai acara ini,” jelasnya.
Penyusunan draf buku saku Jamkeswatch masih berlangsung dengan berbagai masukan dari wilayah lain yang ikut hadir dalam agenda tersebut.
Hingga besok hari pembahasan penyusunan buku saku akan dilanjutkan dan diakhiri sesi diskusi tentang layanan kesehatan dengan berbagai regulasinya. (Jhole)