Jakarta, KPonline – Ditengah hiruk pikuknya pésta demokrasi pemilihan presiden dan calon legislatif tanggal 17 April 2019 kemarin yang merupakan pesta demokrasi negara Republik Indonesia. Dimana buruh DKI Jakarta sedang sibuk sibuknya ikut ambil bagian pengawalan TPS di lingkungan serta pemantauan lapangan.
Akan tetapi sebagai relawan Jamkeswatch DKI Jakarta tetap pada komitmen sebagai seorang relawan yaitu mengadvokasi aduan masyarakat terkait pelayanan dan kendala di sebuah rumah sakit.
Kali ini, ditengan keramaian pilpres Jamkeswatch DKI mendapatkan laporan terkait pasien bernama Eka warga kelurahan Cakung Timur harus berbaring di rumah sakit persahabatan karena anak yang di kandungnya harus mengalami tindakan anastesi atau operasi cesar padahal usia kandungannya baru jalan 8 bulan. Menurut dokter saat dalam pemeriksaan kandungannya harus segera di cesar demi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. Jamkeswatch DKI pun memutuskan untuk berangkat melakukan advokasi ini.
Hasil pemeriksaan medis ibu sang bayi harus di rawat karena tensi darahnya sangat tinggi sekali. Setelah 2 hari di rawat dan mendapatkan pengobatan dan akhirat nya pada tanggal 17 April 2019 pukul 22 10 wib ibu Eka masuk ruang operasi. Sekitar pukul 23. 45 wib Eka selesai operasi cesar sang bayi perempuan lahir dalam keadaan selamat dan sehat dengan berat badan 2,1 kg.
Padahal seharusnya dalam prediksi atau kebiasaan seorang ibu melahirkan prematur maka bayinya harus mendapatkan ruang dan perawatan khusus atau NICU.
Sedangkan relawan Jamkeswatch DKI sudah berkoordinasi dengan beberapa RSUD yang ada di Jakarta bahkan sampai koordinasi degan kawan – kawan relawan Jamkeswatch Bogor dan Depok yang dikarenakan memang sulit mencari rujukan ruang NICU untuk seorang bayi.
“Tapi memang Allah SWT berkehendak lain sang bayi serta ibu Eka Alhamdulillah cuma masuk dalam ruangan rawat Perina di RSUP Persahabatan.” ujar Dariyus, direktur Jamkeswatch yang mendampingi pasien
Dan setelah pagi harinya (18/4) bapak dari sang bayi ibu Eka harus mengurus jaminan perawatan bayi sebagai peserta kis APBD DKI Jakarta di kantor cabang BPJS Jakarta timur.
Sementara sang bayi juga belum terdaftar sebagai pasien bpjs sehingga harus mengurus dulu ke BPJS yang dilakukan relawan Jamkeswatch DKI .
Pihak rumah sakit menginggatkan apabila hari ini atau hari ke 3 belum ada kartu peserta bpjsnya untuk bayi maka harus membayar untuk perawatan sang bayi, informasi tersebut di sampaikan dengan benar oleh pihak administrasi.
“Pihak keluarga binggung dan tidak punya uang sebesar itu menginggat pekerjaan hanya tukang penjual bakso sambil markirin motor yang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari – hari keluarga.” ungkap Dariyus yang juga sedang sibuk menjadi saksi TPS.
Dengan begitu sigap nya seorang relawan DKI Jakarta yaitu bung Anggun dari PUP SPDT FSPMI Trans jakarta membantu Mengadvokasi pasien di tengah – tengah kesibukannya sebagai saksi di pilpres dan pileg 2019 dan di dampingi dariyus yang merupakan relawan senior Jamkeswatch DKI tak kenal waktu dan tempat untuk mengadvokasi pasien BPJS yang memang membutuhkan pertolongan.
Menolong orang akan menjadi ladang ibadah tersendiri kelak smoga Allah SWT slalu memberi kesehatan bagi mereka orang orang pilihan yang rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran dengan ihklas Lillahita’ala.
(omp)