Jamkeswatch Probolinggo Raya Bekerjasama Jamkeswatch Surabaya Advokasi Warga Di RS Muhammadiyah Kota Probolinggo

Jamkeswatch Probolinggo Raya Bekerjasama Jamkeswatch Surabaya Advokasi Warga Di RS Muhammadiyah Kota Probolinggo

Probolinggo, KPonline – Tiada hari tanpa pengabdian, loyalitas tanpa batas advokasi warga. Jamkeswatch Probolinggo Raya kali ini melakukan advokasi terhadap warga yang tinggal di Kabupaten Probolinggo ketika menginap di rumah saudaranya namun secara administrasi kependudukan masih warga Surabaya.

Pasien Muhammad Muzakki Al-Farizqi yang berumur 1 tahun adalah putra dari Triana S. (28) yang bekerja sebagai penjual bawang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Trina menceritakan hal ihwal tentang keadaan pasien bahwa anaknya demam tinggi sampai 39° pada hari Selasa, dan pada hari Rabu dibawa ke Bidan hanya diberi obat puyer namun pada malam hari mulai kejang-kejang.

Bacaan Lainnya

“Saya disini sedang bisnis jualan bawang mas, saya nginep dirumah saudara lalu anak saya tiba-tiba demam tinggi sampai 39° mulai hari Selasa siang, namun Rabu sore saya bawa ke dokter bidan dikasih obat cuman satu macam berupa puyer kemudian sehabis magrib saya minumkan 1 (satu) sendok lalu jam 20.00 WIB anak saya muntah” ungkapnya.

“Kemudian pukul 21.30 WIB mulai kejang-kejang. Pertama kali ini anak saya kejang, kemudian saya langsung call 112 anak saya dijemput ambulance dibawa ke RS ini,” tuturnya dengan nada sedih, pada (10/08/2024).

Disaat sang buah sakit dengan perasaan panik, melanjutkan ceritanya, ternyata ada kendala administrasi di RS Muhammadiyah Kota Probolinggo dengan tidak aktifnya kepesertaan BPJS Kesehatan PBID karena NIK (Nomor Induk Kependudukan) terblokir sehingga berupaya minta bantuan saudaranya di Kota Surabaya kebetulan bertugas di kelurahan Pakis namun tidak direspon dengan baik.

Bila kepesertaan tidak aktif maka dikenakan biaya umum oleh Pihak Rumah Sakit sebesar Rp. 4.000.000( Empat juta rupiah) sedangkan pada saat ini tidak memiliki uang sebesar tersebut.

“Dengan perasaan sedih dan panik, ada kendala administrasi di RS Muhammadiyah Karena BPJS Kesehatan tidak aktif, ketika tanya pada kasir dikenai biaya 4 juta rupiah sedangkan tidak punya uang sama sekali dan minta tolong sama saudara di Surabaya yang menjadi petugas Kelurahan namun tidak direspon untuk buka blokir NIK,” ceritanya.

Edi Suprapto, Ketua Jamkeswatch Probolinggo Raya dengan Alek Putra Wicaksana sebagai team relawan cepat tanggap dalam merespon kasus pelayanan kesehatan dengan berkoordinasi dengan Jamkeswatch Surabaya dan Rumah Sakit Muhammadiyah untuk minta toleransi waktu mengingat biaya yang dikenakan cukup besar dan segera melakukan sinergisitas dengan RS di Kota Probolinggo.

Selain itu, Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Relawan Jamkeswatch Surabaya dan RS Muhammadiyah Kota Probolinggo yang telah bersedia membantu warga kesulitan untuk jaminan dan akses layanan kesehatan. (MH)