Bekasi, KPonline – Sekitar 165 hari jelang pemungutan suara pemilihan dewan perwakilan rakyat pada 14 Februari 2024, untuk itu di minta buruh sebagai kelas pekerja dapat bersikap dan ambil peran untuk memenangkan partai buruh menuju terwujudnya ‘welfare state’ atau negara kesejahteraan.
Pemungutan suara yang dilakukan oleh seluruh masyarakat di Indonesia secara aktif dalam melakukan partisipasi politik mereka, sejatinya sangatlah mampu untuk membawa sebuah perubahan di Indonesia. Justru mereka yang melakukan Golput sama sekali tidak akan mengubah apapun dan juga tidak bisa berdampak bagi hasil akhir dari Pemilu 2024.
Gerakan untuk tidak memilih atau biasa disebut dengan golongan putih (Golput) dalam sebuah kontestasi pemilihan umum (Pemilu) memang merupakan sebuah momok bagi berjalannya sistem dan asas demokrasi yang lancar di indonesia.
Hal tersebut bahkan kadang terus saja didukung dengan banyaknya isu yang terus menyebar dengan sangat pesat di media sosial, sejalan dengan era kemajuan ruang digital seperti sekarang ini.
Sebagai klas pekerja diharapkan tidak melakukan tindakan Golput, karena apapun alasannya Golput sebuah tindakan yang tidak patut dilakukan. Bahkan ada yang pernah menyatakan Golput sama halnya membiarkan orang jahat berkuasa.
Saat ini buruh, petani, nelayan guru honorer dan lainnya sebagai klas pekerja sudah memiliki kendaraan sendiri dalam perjuangan yaitu partai buruh.
Jika buruh melakukan Golput dalam pemilu 2024 nanti bukan tidak kemungkinan, pemagangan yang kini sudah mulai diterapkan di lingkungan perusahaan semakin merajalela dan tentu akan berdampak pada kesejahteraan buruh. (Yanto)