Cimahi, KPonline – Jelang May Day 1 Mei 2018, Gabungan buruh FSPMI Bandung Raya melakukan Rapat Koordinasi Persiapan Aksi Ke Jakarta yang diadakan di Sekretariat KC FSPMI Bandung Raya Jl. H.Haris No2 Baros-Cimahi.
Jika kita ingat kembali bagaimana sejarah Mayday yang berawal di abad ke 19 yang pertama kali terjadi di Amerika Serikat, adalah satu peristiwa berdarah perjuangan kaum buruh melawan para penguasa Kapitalisme yang dengan sewenang wenang membiarkan jutaan kaum buruh menderita bahkan dengan biadab penguasa kapiltalisme ini menaruh jutaan kepala rakyat ketiang gantungan pasar dunia.
1 Mei telah menanamkan dalam benak kaum buruh bahwa mereka tidak sendiri. Jutaan kaum buruh di seluruh dunia telah tersatukan menjadi sebuah klas untuk melakukan perlawanan terhadap kekuasaan para Boss yang telah mencekik kehidupan kaum buruh.
Pangkorda Garda Metal FSPMI Bandung Raya (Yayan Mulyana) menyampaikan persiapannya untuk aksi May Day mendatang. Fspmi Bandung Raya paling sedikitnya harus bisa mengikut sertakan 300 s/d 500 orang anggota untuk turut serta melakukan aksi di Jakarta.
Dalam pembahasannya, Ketua KC FSPMI Bandung Raya (Jujun Juansyah) menginstruksikan kepada seluruh PUK yang ada di Bandung Raya agar segera mempersiapkan anggotanya untuk turut serta melakukan aksi pada 1 Mei 2018 mendatang. Perjuangan kaum buruh takan pernah berhasil jika kaum buruh itu sendiri hanya diam menerima keadaan yang notabena sangat merugikan dan menyengsarakan. Bung Jujun Mengingatkan , bahwasannya Rapat Koordinasi sangat penting dalam kegiatan berorganisasi. Kita bisa dikenal oleh orang lain, jabatan kita, kegiatan kita salah satunya adalah dengan Rapat yang tujuan akhirnya adalah untuk memperoleh satu kesepakatan dalam mewujudkan satu kegiatan.
Ketua PC SPAI FSPMI Bandung Raya ( Hendrayana ) menegaskan, May Day itu bukan Fun Day atau Holiday. May day adalah Momen perjuangan untuk menyampaikan aspirasi kaum buruh dan mengingatkan para penguasa serta pengusaha akan penderitaan rakyat dan kaum buruh yang seakan tak pernah bisa di hentikan bahkan terasa semakin menyesengsarakan. May Day bukan ajang jalan jalan atau rekreasi, may day bukan untuk bersenang senang, may day bukan liburan. May Day adalah bentuk kebangkitan , semangat perjuangan melawan kerakusan para penguasa dan pengusaha terhadap kaum buruh dan seluruh rakyat.
Untuk itu, dari mulai hari ini tanamkan dalam benak kita, bahwa kita harus bersungguh sungguh, bersama sama melakukan perlawanan terhadap segala bentuk ketidak adilan yang dirasakan kaum buruh dan seluruh rakyat. Diam berarti Mati, dan kita akan terus di perlakukan secara tidak adil. Bangkit melawan, berjuang berarti kita ingin kehidupan yang lebih baik.(Rusman )