Bekasi, KPonline – Jamkeswatch salah satu lembaga independen pemantau Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berdiri sebagai salah satu pilar organisasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan memperingati hari lahirnya yang ke 7 pada 23 September mendatang.
Sepak terjang Jamkeswatch dalam memantau sisi layanan jaminan kesehatan di Indonesia pantas diakui dan acungi jempol. Fungsi pengawasan, dan kontrol sosial yang dilakukan Jamkeswatch adalah untuk mengawasi dijalankannya Undang-undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan Undang-undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Sejarah panjang terukir oleh kiprah Jamkeswatch dalam konsistensinya mengawasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Di hari ulang tahunnya yang tinggal hitungan hari, Media Sosial (Medsos) dihebohkan ucapan Selamat Ulang Tahun Jamkeswatch.
Yang lebih menarik lagi, ketika salah satu relawan Jamkeswatch Bekasi membuat tumpeng yang disisipi tulisan “Dirgahayu Jamkeswatch Ke-7 tahun”.
Dari penelusuran Media Perdjoeangan pembuat tumpeng tersebut bahkan membeberkan bagaimana gagasannya muncul ketika harus membuat tumpeng dengan alakadarnya itu.
“Ini mungkin salah satu bentuk kepedulian kita sebagai tim Jamkeswatch di Bekasi yang selama ini nggak pernah berhenti membantu warga untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terkadang masih diselimuti permasalahan. Bentuk rasa syukur dengan apa yang kita nikmati saat ini salah satunya adalah menjadi bagian dari Jamkeswatch Bekasi,” tutur wanita yang akrab disapa Suke itu kepada Media Perdjoangan, Jumat (17/09/2021).
Menurutnya, Jamkeswatch sudah membuktikan popularitasnya saat pesta demokrasi tahun 2017 di kabupaten Bekasi. Hal itu menjadi momentun di mana masyarakat sekitar mengetahui bagaimana peran Jamkeswatch di Bekasi.
“Mereka bekerja terkadang tidak ingat waktu, bahkan di saat tidur pulas tengah malam, mereka (Jamkeswatch) rela menyita waktu tidurnya demi memberikan pertolongan. Itulah Jamkeswatch yang tulus membantu tanpa dibayar sepeser pun, mereka ikhlas, tulus menjalankan tugasnya. Banyak masyarakat tahu, bahkan setiap Rumah Sakit hingga beberapa instansi sudah mengetahui siapa itu Jamkeswatch,” tutupnya dengan senyum.
Masih kata Suke, orang miskin justru terkesan dilarang untuk sakit jika melihat dengan fakta di lapangan karena harus melakukan beberapa persyaratan ketika masuk Rumah Sakit. Ditambah beberapa regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sendiri, keterbatasan Sarana, dan Prasarana (Sapras) harus menjadi poin penting untuk kalangan pemangku kebijakan.
Pembina Jamkeswatch Obon Tabroni tak ketinggalan ikut bersuara menjelang hari lahir Jamkeswatch.
Menurut Obon, pada jaman dahulu kala Jamkeswatch obrolan ringan di teras Training Center.
Berikut kutipan pernyataan Obon Tabroni tentang lahirnya Jamkeswatch yang dia posting di akun facebook pribadinya.
Awalnya didesign buat sosialisasi ke masyarakat bahwa mereka punya hak mendapatkan layanan kesehatan, membantu prosedur untuk mendapatkan hak , mendorong PEMDA untuk mengalokasikan anggaran APBD lebih baik untuk layanan kesehatan. Kini Jamkeswatch melebihi ekspektasi, bukan cuma bergerak di kesehatan bertransformasi aktif juga di kegiatan sosial, politik, bencana alam, wadah persaudaraan, sarana kaderisasi , tempat belajar bersama. Apa yang paling berkesan saat kawan kawan mengadvokasi?
Kini setelah 7 relawan terus menyebar guyek dimana mana dan kondisi sekarang mayoritas masyarakat sudah paham haknya, prosedur pelayanan sudah mulai standar. Perangkat desa , PKM dll sudah banyak turun .
Penulis : Jhole
Foto : akun Obon Tabroni