Perhelatan Asian Games sudah berlalu. Cermin Indonesia bersatu. Seluruh dunia pun mengaku. Para atlet kini terharu. Bukan karena tak akan bertemu. Tapi, karena uang miliaran sudah ada di saku. Juga dapat rumah baru,dan menjadi PNS tanpa tes dulu.
Kami, semua para guru Honorer dan Tenaga Honorer K2 hanya bisa menangis pilu. Lidah pun terasa kelu. Melihat semua itu.
Betapa tidak? Mereka diserbu bonus berlimpah susu dan madu. Juga disebut pahlawan pemersatu. Padahal kami para guru Honorer dan Tenaga Honorer Kategori 2 lebih layak mendapatkan semua itu.
Bukankah kami juga pahlawan tanpa ragu Mendidik anak bangsa dan berkontribusi pada Negara setiap waktu.
Namun, mengapa kesejahteraan kami belum terpenuhi. Bahkan sejak dulu.
Kami, para guru honorer dan tenaga honorer Kategori 2 hanya ingin berseru. Mengapa perlakuan kepada kami selalu begitu?
Kami, para guru Honorer dan Tenaga Honorer Kategori 2 hanya ingin Pemerintah mensejahterakan para guru Honorer dan Tenaga Honorer Kategori 2
Bukankah para guru itu. Harus digugu dan ditiru?
#JeritanHatiHonorerK2
#KeadilanSosialBagiSeluruhRakyakIndonesia
Catatan ini dikirimkan oleh seorang guru honorer ke redaksi Koran Perdjoeangan. Redaksi menerbitkan kembali untuk kepentingan perjuangan Honorer K2.