Labuhanbatu, KPonline – Matahari sudah sepenggal galah diantara gawangan pepohonan kelapa sawit.
Terlihat seorang lelaki dengan peluh membasahi sekujur tubuhnya.. Nafasnya ngos ngosan
Sedikit lagi target Basis Borong tercapai aku bisa istirahat sejenak..gumamnya dalam hati.
Istrinya tadi pagi hanya membontotkannya nasi dengan sambal tempe serta tumis daun singkong yang hampir basi sisa lauk kemarin sore.
Dia tidak pernah tahu, Penindasan dan penghiasapan budaya penjajahan warisan kolonial belanda masih berlangsung masif.
Dia tidak pernah menyadari kekejaman kapitalis yang dengan tega sudah merampas separuh kemerdekaannya.
Sebab yang ada dipikirannya hanya dengan menjual tenaga bisa mendapatkan pekerjaan agar hidup bisa terus berlangsung.
Dia terlalu lugu dan polos, mungkin karena pendidikannya yang pas-pasan.
Padahal dari tetesan keringatnya satu demi satu tandan buah segar kelapa sawit turun dari pohonnya kemudian menjadi bermacam jenis produk yang menghasilkan lembaran-lembaran dollar.
Dia tidak cukup untuk mengerti bahwa selain tenaganya dirinya beserta rekan-rekannya dieksploitasi oleh para pihak didalam Perusahaan dan diluar Perusahaan demi mendapatkan keuntungan materil maupun inmateril.
Waktu terus berjalan, matahari sudah tepat diatas kepala.
Wolon..Wolon..Wolon.
Terdengar teriakan ajakan istirahat kawan-kawannya.
Dia bersama kawan-kawannya berkumpul untuk istirahat sambil menikmati bontot, yang isinya sambal tempe dan tumis daun singkong yang hampir basi.
Saat makan bersama mereka bercerita tentang target basis borong yang teramat tinggi, tarif premi yang rendah dan bonus yang belum juga dibayarkan, padahal keuntungan perusahaan sudah jelas angkanya.
Salah satu kawannya..berkeluh, segeralah dibayarkan bonus karena aku perlu uang untuk menebus kartu ATM ku yang dipegang rentenir, lelah juga bayar cicilan dengan bunga sebesar 20 %. perbulan” katanya.
Kawannya yang lain berkata” Sebentar lagi Pemilu para caleg itu akan datang meminta kita memilihnya, kita harus sepakat siapa yang berani bayar besar itu yang kita pilih, kan lumayan uangnya” ujar kawannya itu.
Kawannya yang lain lagi berkata” Jangan buru-buru kita harus menunggu arahan dari pimpinan, siapa yang harus kita pilih, serupa pemilu yang lalu kita diarahkan untuk memilih sianu dari partai ini.
Nanti kalau kita tidak patuh bisa dimutasi ketempat yang jauh ” kawannya mengingatkan.
Buruh..
Kemerdekaanya telah direnggut separuh sebab dia hanyalah pesuruh
Buruh…
Bagi pengusaha dan penguasa tidak ubahnya seperti ayam, untuk tujuan tertentu disuruh bertarung , ketika tidak lagi dibutuhkan dipotong dijadikan opor”
Siapa yang peduli dengannya…
Serkiat Pekerja..?
Pemerintah..?
Wakil Rakyat.?
Tidak ada yang peduli,
Buruh itu sejatinya terdiri dari orang-orang kuat dan hebat, kalau saja mereka mau bersatu dalam satu barisan, satu aksi mogok kerja nasional berhari-hari maka penguasa dan pengusaha pasti minta ampun dan betekuk lutut.
Dan ketakutan penguasa dan pengusaha terhadap aksi mogok kerja nasional yang dilakukan kaum Buruh , bukan sebuah cerita akan tetapi adalah fakta, hal ini dapat dibuktikan dari perlakuan pengusaha melalui antek- anteknya, yang terus berupaya melakukan pencegahan dengan berbagai cara agar Buruh tidak melakukan aksi mogok kerja.
Kalau memang penguasa dan pengusaha tidak takut kepada aksi mogok kerja, dan tidak ada dampaknya kepada perekonomian, maka mereka tidak akan berupaya melakukan pencegahan, dan pasti mereka (Penguasa dan Pengusaha) bilang ” Kami mendukung aksi mogok kerja nasional Buruh, sebab mogok itu adalah haknya Buruh yang dijamin dan dilindungi oleh Undang- Undang”
Sayangnya hingga hari ini tidak ada yang menyatukannya, sebagian serikat pekerja hanya menjadikannya sebagai objek kepentingan bisnis dan jabatan para pengurusnya.
Pengusaha menjadikannya sebagai objek kepentingan bisnis perusahaan untuk pencapaian keuntungan yang sebesar besarnya.
Sedangkan penguasa menjadikannya sebagai objek kepentingan politik guna kelangsungan kekuasannya.
_Bersama Partai Buruh kita berjuang melakukan perubahan_
Ditulis di Kota Pinang Labusel Akhir Maret 2023.
Oleh Siswanto Bangun, Sekretaris PCSPPK -FSPMI Labuhanbatu dan Sekretaris Partai Buruh Labuhanbatu.