Bekasi, KPonline – Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah diakui dunia. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki jenis batik sebagai ciri khas daerah.
Bicara batik pasti yang diingat selalu Solo, Jogja, Pekalongan, dan Cirebon. Namun ternyata Kabupaten Bekasi memiliki beragam jenis batik yang menggambarkan masing- masing daerahnya dari faktor geografis dan kebudayaan masing-masing daerah ini juga mempengaruhi motif batik yang semakin beragam.
Salah satu motif Batik Bekasi yang memiliki corak unik adalah Batik khas Cibarusah. Terdapat sejumlah motif dengan corak unik mengandung nilai sejarah dan budaya yang kuat di wilayah selatan Kabupaten Bekasi ini seperti Truk Biawak, Jembatan Cipamingkis, Masjid Al-Mujahidin hingga Klenteng Ngok Kok Ong. Batik menjadi identitas bagi suatu daerah, karena motif yang melekat tentunya merupakan bagian dari sejarah daerah tersebut.
Melalui batik dapat mengangkat budaya dan sejarahnya. Maka Kabupaten Bekasi akan memiliki begitu banyak batik dengan ciri khas wilayahnya masing-masing.
Forum UMKM Kecamatan Cibarusah yang terus mensosialisasikan keberadaan batik ini ke sekolah-sekolah agar para guru maupun siswa bisa mengetahui bahwa tanah kelahirannya memiliki kekayaan batik dengan nilai sejarah dan kebudayaan lokal yang kuat.
“Sesuai arahan Pak Pj Bupati dan Pak Sekda, terkait pemakaian batik khas Bekasi bagi perangkat daerah dan para siswa sekolah pada setiap Jumat, kami ingin agar batik ini menjadi media yang menging Cibarusah,” kata Setyowati menjelaskan jika motif batik yang saat ini sudah dilaunching turut menyiratkan kearifan lokal khas Cibarusah seperti Klenteng Ngok Kok Ong, Masjid Al-Mujahidin dan motif Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat yang didirikan oleh KH. Raden Ma’mun Nawawi.
Informasi yang dihimpun koran perdjoeangan (19/6) beragam jenis batik Bekasi dari motif Jembatan Cipamingkis, Mobil Truk Biawak yang menggambarkan tentang kearifal lokal yang masih terlihat eksistensinya hingga saat ini.
Selanjutnya terkait pembuatannya, proses pewarnaan batik dilakukan dengan cara printing, bukan canting. Hal itu agar pengerjaannya lebih efisien dengan hasil gambar yang detail.
“Pembuatan batik khas Cibarusah tidak dilakukan manual dengan canting, tapi menggunakan teknik printing agar lebih efisien dan berkualitas serta menjaga detail motif gambarnya,” ujarnya.
Seluruh motif batik tersebut dalam waktu dekat akan didaftarkan legalitasnya melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas bantuan Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi.
Diharapkan dengan adanya upaya pengenalan tersebut bisa membantu pengembangan ekonomi kreatif di kalangan masyarakat, sekaligus masyarakat mengenali kekayaan budayanya.
“Kita ingin anak-anak kita mengetahui dan mencintai budaya, sejarah, dan kearifan lokal melalui media batik yang dapat melekat atau digunakan pelajar. Batik ini sudah mendapat atensi pemerintah daerah dan semoga menjadi ikon sekaligus identitas yang melekat,” pungkasnya. (Yanto)