Oleh: Kahar S. Cahyono*
May Day sebentar lagi. Dalam kaitan dengan itu, dalam rapat yang diikuti pimpinan FSPMI – KSPI dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, Selasa (23/4/2019), kita sudah memastikan akan turun ke jalan. Di Jakarta, aksi dipusatkan di Istana Negara dengan jumlah massa 50 ribu orang buruh.
Aksi juga akan dilakukan serentak di kota-kota industri di seluruh Indonesia. Adapun tema utama May Day tahun ini adalah “Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Adil”.
Tema kesejahteraan menjadi isu sentral perjuangan gerakan buruh. Apalagi, mandat utama serikat buruh adalah membela, melindungi, dan memperjuangkan hak serta kepentingan kaum buruh dan keluarganya. Dalam kaitan dengan itu, kepentingan kaum buruh adalah menjadi sejahtera.
Membicarakan kesejahteraan, sejatinya kita menyuarakan apa yang selama ini diperjuangkan oleh gerakan buruh. Seperti: tolak upah murah – cabut PP 78/2015 – naikkan komponen KHL menjadi 84 item, hapus outsourcing dan pemagangan yang berkedok outsourcing, tingkatkan manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun, turunkan tarif dasar listrik dan harga sembako, serta tingkatkan kesejahteraan dan pendapatan guru dan tenaga honorer serta pengemudi ojek online (Ojol).
Seperti biasa, May Day menjadi momentum bagi gerakan buruh untuk menyuarakan kembali aspirasinya. Suara ini melampaui Pemilu. Siapapun presiden yang terpilih, tuntutan-tuntutan ini tidak akan pernah ketinggalan untuk disuarakan.
Lalu apa kaitan gerakan buruh dengan demokrasi jujur adil? Ini adalah tahun politik. Tahun dimana pesta demokrasi diselengggarakan. Kaum buruh dan rakyat Indonesia, tentu saja berkepentingan dengan demokrasi yang jujur dan adil.
Tahun lalu, tepat 1 Mei 2018, FSPMI – KSPI mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pilihan buruh. Sementara itu, dalam pemilihan legislatif, ada lebih dari 80 orang kader terbaik yang direkomendasikan dan didukung untuk ikut pileg 2019. Mereka maju dari berbagai partai politik.
Itu artinya, politik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gerak dan langkah organisasi. Maka tegakkan kepala kita. Tuntaskan perjuangan ini hingga akhir. Pantang menjadi pecundang dengan berbalik ke balakang di tengah jalan.
Itulah sebabnya, FSPMI KSPI meminta agar kaum buruh untuk ikut serta mengawal form C1 di KPU wilayah masing-masing dalam rangka membangun demokrasi yang jujur dan damai. Kita tidak ingin demokrasi dibajak para bandit.
Mari persiapkan barisan kita. May Day sebentar lagi…Tabik.
*Kahar S Cahyono – Vice President DPP FSPMI – Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI