Ketidak Mampuan Pemerintah Mengendalikan Harga Komoditi, Menjadikan Petani Wortel Kabupaten Karo Menjerit

Ketidak Mampuan Pemerintah Mengendalikan Harga Komoditi, Menjadikan Petani Wortel Kabupaten Karo Menjerit
{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Medan,KPonline, – Secara umum, pemerintah memiliki fungsi, pelayanan, pengaturan, merencanakan dan merealisasikan pembangunan, pemberdayaan serta perlindungan kepada masyarakat.

 

Selain fungsi pemerintah juga memiliki peran dalam perekonomian yakni, Menyediakan dan meningkatkan lapangan pekerjaan, Bertanggung jawab terhadap kemajuan perekonomian masyarakat, Menjaga stabilitas perekonomian dengan menyusun kebijakan, Mengendalikan harga-harga komoditi, barang, jasa dan menekan laju inflasi.

 

Harga komoditi yang tak terkendali menjadi beban berat bagi petani, Kegagalan pemerintah dalam mengelola stabilitas harga komoditi mengakibatkan ketidakpastian bagi para petani yang menggantungkan hidup pada hasil pertanian. Fluktuasi harga yang tidak menentu membuat mereka kesulitan merencanakan produksi dan penghidupan keluarga.

 

Sebagai contoh, harga pupuk dan kebutuhan produksi lainnya sering melonjak tanpa adanya kebijakan subsidi yang jelas dan efektif. Sementara itu, hasil panen justru dihargai rendah di pasaran. Kondisi ini menempatkan petani pada posisi yang rentan secara ekonomi, terjebak dalam siklus utang, dan tak jarang harus mengalami kerugian besar.

 

Anjloknya harga wortel hingga ketitik paling rendah di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara, yang mengakibatkan para petani menjerit karena mengalami kerugian yang cukup besar adalah sebuah fakta tidak mampunya pemerintah mengendalikan harga komoditi khususnya pemerintah Kabupaten Karo dan Provinsi Sumatera Utara, dan hal ini sekaligus sebagai fakta tidak adanya kepedulian dan perlindungan dari Pemerintah kepada masyarakatnya utamanya kepada para petani di Kabupaten Karo.

 

Dampak anjloknya harga wortel ini bukan saja hanya kepada petani akan tetapi meluas kepada ratusan tenaga kerja, (para Aron) kehilangan pekerjaan yang secara langsung juga berakibat kepada turunnya daya beli masyarakat

 

Tanpa kebijakan yang tepat untuk mengendalikan harga komoditi, petani hanya bisa berharap pada belas kasihan pasar yang sering kali tidak berpihak pada mereka. Pemerintah perlu bertindak lebih tegas dengan mengatur distribusi komoditi secara efektif, menyeimbangkan harga input produksi dengan harga jual hasil panen, serta memastikan adanya akses yang adil ke pasar. Tanpa langkah ini, jeritan para petani akan terus terdengar, dan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional pasti semakin terpuruk. (Anto Bangun)