Ketua PP SPEE FSPMI: May Day adalah Sejarah Kita, May Day adalah Hari Kita

Ketua PP SPEE FSPMI: May Day adalah Sejarah Kita, May Day adalah Hari Kita

Purwakarta, KPonline – “May Day adalah sejarah kita, May Day adalah hari kita”. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Serikat Pekerja Elektronik Elektrik (SPEE) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Abdul Bais dalam Konsolidasi Ideologi yang diselenggarakan oleh FSPMI di Kantor Konsulat Cabang (KC) FSPMI Purwakarta, menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025. Jumat, (18/4/2025).

Bagi kaum buruh, May Day bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan momen bersejarah yang menjadi simbol perjuangan panjang kelas pekerja untuk keadilan dan kesejahteraan.

Bacaan Lainnya

Di tengah dinamika sosial dan politik yang terus bergerak, momentum May Day tahun ini diharapkan menjadi titik balik terbaik bagi perjuangan kelas pekerja (FSPMI). Terlebih, menurut Abdul Bais bahwa saat ini pimpinan gerakan buruh memiliki kedekatan dengan lingkar kekuasaan di negeri ini. “Ini adalah peluang strategis untuk memperkuat posisi tawar buruh dalam berbagai aspek kehidupan. Baik itu ekonomi, hukum, maupun sosial,” ujarnya.

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) sebagai salah satu kekuatan utama gerakan buruh nasional, terus menegaskan jati dirinya sebagai petarung sejati. Semangat juang yang selama ini menjadi identitas FSPMI harus tetap dijaga dan diwariskan, agar gerakan tidak kehilangan arah dan kekuatannya.

Organisasi serikat pekerja, termasuk FSPMI, bukan hanya wadah perjuangan, tetapi juga instrumen penting dalam membantu perusahaan tumbuh dan berkembang dengan prinsip keadilan. Sinergi antara buruh dan manajemen dalam bingkai hubungan industrial yang sehat menjadi cita-cita yang terus diperjuangkan.

Untuk itu, menurut Abdul Bais, partisipasi aktif seluruh anggota dalam peringatan May Day menjadi sangat penting. Mengusahakan kehadiran semaksimal mungkin bukan hanya soal jumlah, tapi menunjukkan soliditas dan semangat perjuangan yang tak pernah padam. “Bila kehadiran anggota dalam peringatan May Day menurun, itu dapat menjadi indikator kemerosotan semangat dan militansi gerakan serikat pekerja,” katanya.

“Mari jadikan May Day bukan hanya perayaan. Tetapi May Day adalah sejarah kita, May Day adalah hari kita,” tegas Abdul Bais.

Foto: Fajar Setiady (Kabiro Media Perdjoeangan Daerah Purwakarta)

Pos terkait