“Kepada tuan dan puan para anggota DPR yang terhormat. Apa kabar hari ini? Sepertinya tak sebaik biasanya. Sama. Di sini pun begitu. Kita semua memang sedang diuji. Hidup memang tak selalu baik kan,”
“Seperti kami-kami ini sepertinya tuan dan puan juga mungkin lebih banyak bekerja di rumah ya. Kalau lihat siaran sidang atau rapat terbuka di gedung DPR sih kelihatannya banyak kursi yang kosong. Eh, biasanya juga kosong kan ya,”
Kata-kata pada paragraph kedua tersebut , sangatlah menyentil kebiasaan yang terjadi di DPR, terutama soal seringnya banyak kursi kosong pada serial sidang di DPR. Sehingga kata-kata ini begitu menohok anggota DPR.
Belum puas Najwa menambahkan “Tapi sepertinya isu-isu yang keluar dari Senayan, kok kebanyakan tidak terkait Corona ya,” katanya. “Kami membaca DPR malah semangat membahas isu-isu lain, misalnya UU Ciptaan Kerja yang banyak ditolak.”
Najwa Shihab pun mengatakan di masa Covid019 banyak pasangan kekasih yang ikhlas menunda pernikahan. “Ini kok DPR buru-buru banget kayak lagi ngejar setoran.”
Politikus PDIP di DPR, Arteria Dahlan gerah dan membalas kritikan tersebut dengan melempar dugaan Najwa Shihab menikmati proyek Program Kartu Prakerja lewat pintu masuk kakaknya, Najeela Shihab.
Arteria Dahlan mencoba melakukan “serangan balik” secara terbuka terhadap Najwa Shihab.
“Kalau sekadar mencari kesalahan yang engkau pikir menjadi keunggulanmu dengan bertameng ‘sikap kritis’, izinkan kami mulai bersikap kritis dan mulai mengkritisimu,” katanya dalam keterangan tertulisnya hari ini, Rabu, 6 Mei 2020.
Najwa Shihab dimintanya mengklarifikasi dugaan keterkaitannya dengan Sekolahmu, perusahaan rintisan (star-up) yang mendapatkan proyek Program Kartu Prakerja.
Najwa Shihab sosok jurnalis yang cerdas dengan narasi yang pedas, lembut pada penampilan, namun tajam penglihatannya, dan Najwa tidak ada takutnya mengarahkan berbagai pertanyaan sensitif pada objek yang diwawancarainya.
Banyak yang gusar kalau Najwa mulai menyasar figur yang menjadi topik pembahasannya, karena sentilannya menghujam tembolok sampai ke ulu hati.
Setelah mewawancarai Presiden Jokowi, di Istana Bogor. Banyak yang beranggapan pertanyaan Najwa terhadap Presiden terkesan mempermalukan Presiden Jokowi.
Padahal menurut itu sah-sah saja, karena dia sedang menjalankan perannya sebagai jurnalis, dan Presiden Jokowi sendiri secara umum tidak ada yang terpojokkan oleh pertanyaan Najwa.
Apa yang dipersoalkan Najwa sebetulnya memang sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang jurnalis, memberikan imformasi tentang apa yang tidak menjadi perhatian masyarakat. Dengan masyarakat tahu, maka mekanisme aspirasi pun bisa disalurkan.
Jadi kalau sampai anggota DPR berang pada Najwa, itu hanya disebabkan Najwa sudah mengusik kenyamanan mereka, dengan menohok dan ulu hati mereka.
Lihat saja begitu berangnya kader PDIP Arteria Dahlan pada Najwa, dia menganggap Najwa sudah mengusik secara institusional DPR. Ya wajar saja dia begitu emosional, karena secara institusional DPR citranya memang sudah begitu parahnya.
Itu semua karena anggota DPR tidak mampu merepresentasikan DPR secara kelembagaan, yang merupakan repressntasi dari rakyat yang mereka wakili. Kita cuma bisa melihat DPR di isi oleh sekelompok orang-orang bojuis, yang tidak siap mengurusi kepentingan rakyat.
Satu-satunya lembaga yang tetap tenang dimasa pandemi, hanya institusi DPR, itulah makanya Najwa Shihab menyentil ketenangan mereka, sehingga mereka terusik dan menjadi berang pada Najwa Shihab.