Sidoarjo,KPonline – Malam ini , Jumat 28 Juli 2023 dibawah tenda Mogok Kerja para pekerja PT Prima Alloy Steel Universal TBK (PASU )yang beralamat di jalan Muncul , Gedangan Sidoarjo terdengar alunan lagu Gelandangan karya Rhoma irama.
Lirik lagu dangdut tersebut seolah bersenyawa dan menyatu dengan nasib 70 orang disana.
” Kering sudah rasanya air mataku
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma “
70 orang tersebut adalah para pekerja yang sudah memberikan waktu dan tenaga untuk PT Prima Alloy Steel Universal TBK namun hingga 3 bulan ini belum mendapatkan upahnya, bagi mereka yang masih tinggal di kamar Kost kost an tentunya terasa berat karena tidak bisa membayar sewa yang membuat mereka seperti Tunawisma.
Mereka tergabung di dalam PUK SPL FSPMI PT Prima Alloy Steel Universal TBK.
“Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan”
Karena tidak memiliki uang untuk membiayai hidup akhirnya mereka terpaksa tinggal di tenda Mogok kerja ,bahkan dari mereka ada yang tidur diluar tenda (ditepi jalan ) hanya dengan beralaskan spanduk dibawah langit langsung.
“Jembatan menjadi tempat perlindungan
Dari terik matahari dan hujan
Begitulah nasib yang aku alami
Entah sampai kapan hidup begini”
Ditengah kesusahan ini,mereka tentu berharap agar persoalan ini segera selesai dengan baik dan kehidupan kembali seperti dulu.
Menurut Ketua PC SPL FSPMI Kab Sidoarjo, Choirul Anam ” Mogok Kerja ini dengan sangat terpaksa harus kita lakukan sebagai upaya lanjutan setelah perundingan dan unjuk rasa kami tidak membuahkan hasil .
Apa yang kami lakukan ini sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam Undang undang , karenanya kami memilih berani melawan demi Hak atas Kewajiban yang sudah kami kerjakan untuk Perusahaan.
Pada kesedihan yang terasa pada Mogok kerja ini kami menegaskan bahwa kami menuntut Hak hak Diantaranya Upah ,Denda Keterlambatan pembayaran Upah,THR Keagamaan serta BPJS .
Alhamdulillah Solidaritas juga terus berdatangan dari PUK lain untuk memberikan dukungan moril maupun materil sehingga bisa sedikit meringankan beban ke 70 orang anggota kami ” ,pungkas Choirul Anam.
Sementara malam semakin larut , sebagian merebahkan diri ,sementara sebagian berjaga jaga di sekitar sepeda motor yang terparkir di sekitar tenda.
(Khoirul Anam)