Bekasi, KPonline – Aksi unjuk Buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Bekasi Melawan (BBM) bersama-sama buruh Karawang dan Purwakarta yang berjuang menuntut kenaikan UMK 2024 sebesar 15% pada Kamis (30/11/2023) di Cikarang, Bekasi diakhiri dengan lantunan lagu darah juang.
Peserta aksi unjuk rasa mengikuti lantunan lagu darah juang dengan menyalakan lampu flash dari handphone sebagai tanda matinya keadilan di negeri tercinta Indonesia
Surat Keputusan Gubernur terkait UMK Kabupaten/Kota di Jawa Barat Nomor : 561.7/Kep.804-Kesra/2023 tentang upah minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat tertanggal 30 November 2023 belum ada kabar direvisi.
“Masih ada waktu beberapa jam kita berdo’a kepada tuhan Allah SWT agar membatunya hati Pj. Gubernur Jawa Barat luluh dan merevisi SK UMK Kabupaten/Kota Bekasi tahun 2024,” kata Guntoro.
“Hari ini kita buktikan bahwa kita tetap komitmen dengan perjuangan tentang upah, suatu saat nanti mereka akan berterima kasih kepada kita semua bahwa kesejahteraan bukan pemberian. Kesejahteraan bukan pemberian pejabat siapapun dia terlebih hanya seorang Pj yang tak punya nurani, namun harus kita rebut kesejahteraan itu,” pungkas Guntoro.
Sementara itu, koordinator aliansi Buruh Bekasi Melawan (BBM), Sarino, S.H.,M.H dari atas mobil komando mengatakan bahwa sampai jam 21.30 WIB Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin tetap pada pendiriannya.
“Namun kita akan lakukan beberapa upaya baik melalui jalur hukum maupun mogok nasional. Hari ini kita belum kalah, kita akan lakukan gugatan ke PTUN dan mogok nasional,” kata Sarino.
Lebih lanjut Sarino mengatakan bahwa di 2024 nanti saatnya partai buruh berkuasa, dan buruh yang akan membuat regulasi tentang apapun itu selama untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Menangkan partai buruh, menangkan caleg buruh agar kita bisa meraih kesejahteraan,” ujar pria yang juga Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Kabupaten Bekasi ini.
Tak lupa sebagai Koordinator Aliansi Buruh Bekasi Melawan mengucapkan terima kasih atas aksi unjuk rasa hari ini. Ia berharap semoga apa yang buruh perjuangkan menjadi kenyataan. (Yanto)
